"Perluasan investasi ini pastinya akan berkontribusi besar pada pertumbuhan industri baja di Indonesia ke depan," kata Bahlil dalam keterangan tertulis.
Menurut dia, proyek kerja sama antara Krakatau Steel dan Posco akan dimulai tahun depan. Bahlil pun berjanji akan membantu perizinan dan memberi insentif sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Ini bukanlah kerja sama pertama dari perusahaan baja kedua negara. Sejak 2020, keduanya telah membentuk joint venture PT Krakatau Posco yang beroperasi di Cilegon, Banten. Mei lalu, Krakatau Steel menyetujui peningkatan kepemilikan saham di Krakatau Posco, yang diumumkan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) di Gedung Krakatau Steel, Jakarta.
“Peningkatan saham Krakatau Steel di Krakatau Posco merupakan suatu langkah strategis yang sangat baik," kata Menteri BUMN Erick Thohir saat itu. Erick juga ikut ke Korea Selatan dan menyaksikan penandatanganan kerja sama ini bersama Jokowi.
Peningkatan saham ini, kata dia saat itu, dapat memperkuat posisi industri baja nasional dalam menghadapi persaingan global sekaligus mendukung ekosistem industri baja dan otomotif di Indonesia,” ujar Erick.
Sebelum menambah modal di Krakatau Posco, perusahaan telah memperoleh dukungan dan persetujuan dari Menteri BUMN. Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan perseroan kini menguasai 50 persen saham Krakatau Posco. Dengan peningkatan kepemilikan tersebut, Krakatau Steel berencana memperbesar kapasitas produksi baja di Indonesia.
Baca: Jepang Siap Beri Utang ke RI Rp 4,8 Triliun untuk Rampungkan PLTA Peusangan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.