Kemudian, Sojitz Corp di bidang proyek methanol bekerja sama dengan PT Pupuk Indonesia. Ada lagi Mitsubishi Corp di bidang industri otomotif dan polyester film; Mitsubishi Motors Corp di bidang industri otomotif; Mitsubishi Chemical Corp di bidang industri polyester film; dan Denso Corp yang ingin merelokasi usahanya dari Amerika di bidang industri suku cadang kendaraan roda empat.
Selanjutnya, Toyota Shusho akan menanamkan investasi di bidang pengelolaan Pelabuhan Patimban; Sharp Corp di bidang pabrik AC; Inpex Corp di bidang industri migas; dan Kansai Electric Power di bidang industri pembangunan pembangkit listrik. President Director/CEO Sojitz Corporation Masayoshi Fujimoto menuturkan rencana investasi proyek methanol bekerja sama dengan PT Pupuk Indonesia di Papua Barat dengan nilai investasi sebesar US$ 1 miliar.
Saat ini sedang dilakukan studi kelayakan yang direncanakan selesai pada akhir 2022. Sojitz menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Indonesia dalam mendukung rencana investasinya.
“Kami berterima kasih atas dukungan Pemerintah Indonesia selama ini, khususnya Kementerian Investasi dalam mengawal investasi kami di Indonesia,” ucap Fujimoto.
President and CEO Mitsubishi Chemical Group Corporation Jean-Marc Gilson menuturkan perusahaannya memiliki rencana perluasan investasimelalui anak usaha, yaitu PT MC PET Film Indonesia (MFI). Rencana investasi itu senilai US$ 156 juta.
“Grup perusahaan kami telah mengembangkan bisnis di Indonesia sejak 1991. Kami yakin Indonesia adalah pasar yang sangat menjanjikan. Terima kasih atas dukungan Pemerintah Indonesia, terutama Kementerian Investasi yang telah memfasilitasi kami,” ucap Gilson.
Berdasarkan catatan Kementerian Investasi, realisasi investasi asal Jepang di Indonesia pada 2017 hingga Juni 2022 sebesar US$ 20,86 miliar dan berada pada peringkat kedua untuk penyumbang modal asing terbesar. Investasi asal Jepang didominasi sektor listrik, gas, dan air sebesar US$ 7,48 miliar; diikuti sektor kendaraan bermotor dan alat transportasi lain sebesar US$ 3,59 miliar; dan perumahan, kawasan industri, dan perkantoran sebesar US$ 2,44 miliar.
Baca juga: Neraca Perdagangan Masih Positif, Sri Mulyani Ingatkan Ancaman Inflasi di Negara Maju
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.