Sementara untuk belanja rutin seperti perawatan alutsista dan pengelolaan barang milik negara oleh Kementerian Pertahanan masih relatif stabil di Rp16,8 triliun. Selain itu, belanja biodiesel juga mengalami penurunan karena harga minyak yang sangat tinggi sehingga belanja biodiesel relatif ditahan.
“Untuk belanja barang inu secara total mengalami negative gross sebesar 23 persen. Ini juga termasuk salah satunya belanja barang di K/L terutama untuk kegiatan karena masih banyak K/L melakukan kegiatan dengan zoom,” katanya.
Adapun belanja modal mengalami kenaikan dibandingkan apple to apple, yakni belanja yang tidak terdampak oleh pandemi. Tahun lalu pemerintah melakukan carry over atau luncuran belanja modal karena pada 2020 pemerintah mengurangi belanja akibat fokus pada pandemi.
“Sehingga pada 2021 ada Rp18,5 triliun. Namun di 2022 tidak lagi ada luncuran belanja modal karena sudah mulai mengikuti ritme normal lagi,” terangnya.
Oleh karena itu, lanjut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini, belanja modal semuanya dalam kondisi normal mencapai Rp56,8 triliun. Akan tetapi karena tahun lalu ada luncuran, maka kenaikan belanja modal dibanding situasi normal menunjukkan pertumbuhan negatif atau -20,8 persen.
“Kalau kita lihat belanja modal itu fokusnya terutama untuk pembangunan infrastruktur, jaringan jalan, irigasi, dan juga untuk gedung bangunan, serta peralatan mesin terutama bagi TNI dan Polri,” katanya.
Untuk belanja non-K/L terbesar pada kompensasi dan subsidi. Kompensasi yang awalnya disediakan APBN sebesar Rp18,5 triliun ditambah Rp275 triliun dengan persetujuan DPR RI dan tercantum dalam Perpres Nomor 98 Tahun 2022. Dari Rp293,5 triliun ini. pemerintah sudah membayar kompensasi sebesar Rp104,8 triliun.
“Ini jauh lebih besar dari anggaran semula karena kita mau menahan kenaikan harga listrik, minyak, dan gas agar tidak diteruskan ke masyarakat. Kalo dilepas ke masyarakat itu akan mengguncang dari sisi inflasi,” kata Sri Mulyani.
Baca Juga: Sri Mulyani: Rasio Utang Indonesia Lebih Rendah Dibanding Negara Maju
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.