TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melepas ekspor baja produksi PT Gunung Raja Paksi (GRP) ke Selandia sebanyak 3.800 metrik ton dengan nilai transaksi sekitar US$ 4 juta. Ia berharap ekspor tersebut menjadi dapat ditindaklanjuti lebih banyak pelaku usaha.
Sehingga, Selandia Baru dapat diprospek menjadi salah satu negara tujuan utama dari baja Indonesia. Ia kemudian mengajak para pelaku usaha untuk melipatgandakan ekspor baja mereka, serta cermat mengambil peluang ekspor ke negara potensial seperti Selandia Baru.
“Saya ingin mengajak produsen dan eksportir produk hasil hilirisasi besi dan baja untuk melipatgandakan ekspor mereka. Tidak hanya meningkatkan ekspor ke negara-negara tujuan utama, tetapi juga jeli melihat peluang ke negara-negara potensial," kata Zulkifli di Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa, 26 Juli.
Ia mengaku siap mendukung upaya ekspor baja melalui perjanjian-perjanjian dagang yang telah dimiliki Indonesia dengan negara-negara mitra. Zulkifli juga meminta para pelaku usaha memanfaatkan semaksimal mungkin keistimewaan tarif ke negara-negara yang telah memiliki perjanjian dagang dengan Indonesia.
"Mohon manfaatkan perjanjian dagang Indonesia dengan berbagai negara seperti Jepang, Australia, Swiss, Norwegia, Pakistan, Korea Selatan, Chile, Mozambik, Uni Emirat Arab, serta negara-negara ASEAN dan anggota persetujuan Regional Comprehensive Economic Partnersip," kata dia.
Negara-negara tersebut telah memberi perlakuan istimewa pada Indonesia dalam bentuk tarif, sehingga peluang masuk ke pasarnya menjadi lebih besar.
Sebelumnya ia mengatakan, kualitas baja produksi dalam negeri yang diakui dunia menjadi bukti bahwa pemerintah telah berhasil meningkatkan nilai tambah komoditas baja Indonesia untuk menembus pasar global. Kemajuan industri baja itu menurutnya harus bisa menyejahterakan masyarakat di dalam negeri.
“Ekspor baja ke Selandia Baru ini merupakan bukti pengakuan bahwa kualitas kelas dunia dari baja produksi Indonesia diterima dengan baik di mancanegara," katanya.
Ketua Umum PAN itu kemudian meminta capaikan ekspor baja harus terus dijaga dan ditingkatkan. Pemerintah, tutur Zulkifli, ingin terus mendorong kualitas produk, barang dan jasa, serta investasi Indonesia agar meningkatkan citra Indonesia sebagai negara industri.
Adapun Indonesia saat ini merupakan eksportir besi dan baja terbesar ke-10 dunia pada 2021 dengan pangsa pasar 3,37 persen. Kementerian Perdagangan mencatat tren pertumbuhan ekspor besi dan baja Indonesia dalam lima tahun terakhir merupakan yang terbesar di antara 30 besar eksportir besi dan baja dunia, yaitu sebesar 49,3 persen.
Sementara itu, besi dan baja menduduki peringkat ketiga komoditas ekspor Indonesia pada 2021. Pada periode tersebut, nilai ekspor besi dan baja Indonesia ke dunia mencapai nilai USD 21,4 miliar. Angka tersebut meningkat sebesar 90,2 persen dibandingkan tahun 2020 yang tercatat sebesar USD 11,2 miliar.
Pada periode Januari–Mei 2022, nilai ekspor besi dan baja Indonesia ke dunia sudah mencapai USD 12,5 miliar, yang berarti nilai ini lebih tinggi 80,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021 yaitu USD 6,9 miliar.
Zulkifli mengklaim pertumbuhan ekspor baja itu merupakan bukti keberhasilan kebijakan hilirisasi industri besi dan baja yang ditetapkan pemerintah.
Baca Juga: Mitsubishi Motors Corporation Bakal Tambah Investasi Rp 10 Triliun di RI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.