TEMPO.CO, Jakarta -Melissa Huang, Direktur PT Diamondfair Ritel Indonesia, anak usaha Diamond Group mengatakan wabah penyakit mulut dan kuku atau PMK telah berpengaruh pada industri pengolahan susu.
"Dampak PMK kepada Diamond Group membuat volume pembuatan susu berkurang 30 sampai 40 persen dari produksi normal," ujarnya melalui keterangan tertulis yang diterima Tempo pada Senin, 25 Juli 2022.
Terlebih suplai susu Diamond Group, kata dia, berasal dari Jawa Timur dan Jawa Barat. Ia bercerita awalnya pada Maret hingga April 2022, yang lebih dulu terhantam wabah PMK adalah peternakan di Jawa Timur, sementara pasokan dari Jawa Barat relatif aman. Namun pada Mei sampai Juni 2022, suplai dari Jawa Barat pun terganggu sementara pasokan dari Jawa Timur belum pulih.
Melissa mengaku kekurangan pasokan akibat banyaknya sapi yang tidak bisa bertahan. Ditambah banyak peternak mulai memberikan antibiotik lantaran khawatir melihat sapi mereka bergejala PMK. "Padahal secara aturan, antibiotik dilarang terkandung dalam bahan makanan," tuturnya.
Ia melansir data Kementerian Pertanian per 10 Juli 2022. Dari 329.829 hewan ternak yang terjangkit PMK, mayoritas 97 persen adalah sapi atau sebanyak 320.196 ekor. Sehingga, Melissa mengatakan pihaknya akan berupaya menjaga kualitas susu dengan cara mensortir ketat pasokan susu yang masuk agar sesuai persyaratan mutu yang ditetapkan.
Melissa berujar, meski dari sisi bisnis Diamond membutuhkan pasokan susu agar produksi stabil, namun pihak manajemen akan menolak segala sesuatu yang berdampak negatif bagi konsumen. Menurutnya, konsumen tidak perlu takut mengonsumsi produk susu Diamond sebab telah melewati uji kelayakan ketat.
“Produk kami telah melewati proses sterilisasi dengan menggunakan metode UHT (Ultra High Temperature) dengan suhu minimal 137 celcius. Sementara untuk fresh milk minimal 110 celcius sehingga aman dikonsumsi masyarakat,” ujar Melissa.
Dia berpendapat gerakan rajin minum susu harus terus dihidupkan karena membawa nilai gizi tinggi. Susu baik untuk menjaga kesehatan tulang, gigi, mempertahankan sistem imun tubuh, menjaga kesehatan jantung, dan memelihara fungsi otak agar terus optimal.
“Kami terus mendukung gerakan minum susu, jangan sampai budaya ini berkurang. Salah satunya membuat bazaar pada tanggal 29 Juli dan 2 Agustus dengan harga murah, agar masyarakat bisa memperoleh susu dengan harga terjangkau,” ujarnya.
Menyitir laman siagapmk.go.id, hingga hari ini, Senin, 25 Juli 2022, sudah 22 provinsi yang tertular wabah PMK. Jumlah hewan yang tertular mencapai 412.448 ekor, sedangkan jumlah hewan yang sembuh sebanyak 185.009 ekor, dan total hewan yang belum sembuh 218.770 hewan. Adapun hewan yang sudah divaksinasi 640.731 ekor. Hewan yang mati akibat PMK sebanyak 3.304 ekor dan 5.365 ekor hewan dipotong bersyarat.
Baca Juga: Kebo Bule Milik Keraton Surakarta Mati Terpapar Penyakit Mulut dan Kuku