TEMPO.CO, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan kegiatan pengeboran di Blok Andaman I,II, dan III belakangan makin intensif dilakukan menyusul temuan sumber daya gas yang rata-rata mencapai 6 triliun kaki kubik atau trilliun cubic feet (TCF).
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan sejumlah investor terlihat kembali optimistis terkait dengan potensi sumber daya gas yang melimpah di sekitar lepas pantai Aceh tersebut.
“Investor lain segera mempersiapkan untuk ikut ngebor sekarang rig yang kemarin dipakai di Andaman II sekarang bergerak ke Andaman I untuk pengeboran,” kata Dwi saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu 20 Juli 2022.
Dwi mengatakan kegiatan itu turut berdampak positif pada utilisasi kilang LNG Arun yang sempat stagnan akibat pasokan gas yang seret beberapa tahun lalu. Di sisi lain, pasokan gas ke industri dalam negeri dan wilayah sekitarnya seperti Singapura turut kembali bergairah.
“Ini akan bagus untuk utilisasi LNG Arun, fasilitas yang ada di sana dan juga pasokan industri yang ada di dalam negeri maupun Singapura dan sekitarnya,” tuturnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji membeberkan potensi sumber daya atau potential resources gas di blok Andaman terbilang tinggi dengan rata-rata temuan mencapai 6 triliun kaki kubik atau trilliun cubic feet (TCF) dari masing-masing blok yang dikembangkan. Dengan demikian, Tutuka mengatakan potensi sumber daya gas di Andaman menjadi temuan terbesar yang ada di dunia saat ini.
Tutuka mengatakan kementeriannya bersama dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Premier Oil, bagian dari Harbour Energy Company, operator blok Andaman II berhasil mengidentifikasi potensi sumber daya gas mencapai 6 TCF di sumur eksplorasi Timpan-2.
Temuan itu diproyeksikan juga terdapat di wilayah kerja lainnya yang belakangan akan dieksplorasi lebih jauh oleh Repsol Andaman B.V di Sumur Rencong-1X yang menjadi bagian dari WK Andaman III dengan kedalaman air laut sekitar 1,100 meter di Selat Malaka.
“Rata-rata sekitar itu [6 TCF], Andaman Tiga juga mungkin besar juga ya kalau dikumpulkan ketiga-tiganya bisa lebih besar dari Masela, yang kemarin kan baru Andaman II saja itu ketebalannya tinggi sampai 100 meter lebih yang dibor,” kata Tutuka.
Kendati demikian, Tutuka mengatakan, potensi sumber daya gas yang besar di Blok Andaman itu diproyeksikan melebar ke perairan Thailand. Menurut Tutuka, Thailand juga belakangan tengah mengintensifkan pencarian sumber daya gas yang melebar dari Blok Andaman tersebut.
“Yang Andaman cenderungnya ke Thailand malahan gabungnya ke sana Andaman itu mungkin bisa kita perkirakan mungkin terbesar penemuan di Dunia kalau ketemu lagi [gas] di Blok III,” tuturnya.
Berdasarkan catatan Kementerian ESDM, temuan potensi sumber daya gas di Andaman II murni mengandung gas tanpa bauran karbon dioksida atau Co2 yang membuat proyek lapangan makin kompetitif di tengah isu transisi energi.
Baca: SKK Migas: 348 Sumur Pengembangan Telah Dibor Hingga Juni 2022