TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan atau Mendag Zulkifli Hasan mengatakan salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah konsumsi rumah tangga. Menurutnya jika konsumsi naik, ekonomi dan investasi akan tumbuh.
Dia mengatakan konsumsi berpengaruh cukup besar besar atau 53,65 persen terhadap produk domestik bruto. Makin banyak orang belanja, kata dia, pertumbuhan ekonomi makin tinggi. Kalau ekonomi tumbuh, akan mendorong daya beli tinggi.
"Daya belinya tinggi, inflasi naik pun kalau uang banyak gak begitu marah. Kalau pertumbuhan rendah, penghasilan stuck apalagi turun, cabai mahal, nah saya dimarahin orang-orang," kata Zulhas dalam sambutan sosialisasi Indonesia Ritel Summit di kantor Kementerian Perdagangan pada Kamis, 14 Juli 2022.
Pada kuartal I 2022, kata dia, konsumsi tumbuh 43,4 persen.
Zulhas mengatakan ritel online maupun offline memiliki kontribusi penting dalam mendorong pemulihan konsumsi rumah tangga. Namun, dia bercerita bahwa teman-temannya yang memiliki ritel offline banyak tutup. Karena itu menurutnya, pengusaha ritel perlu mengembangkan penjualan online.
"Pemerintah akan terus dorong bisnis ritel tetap tumbuh, dan bersikap secara adil dan sehat, maksudnya kompetisinya," kata dia. Akibat pandemi, pergeseran pola konsumsi masyarakat terakselerasi dari offline ke online.
Untuk itu, kata dia, pemerintah mendorong transformasi digital di sektor ritel sebagai salah satu cara mitigasi dampak Covid-19, serta menjaga stabilitas harga barang, kebutuhan pokok, dan peningkatan konsumsi dalam negeri.
"Dalam hal ini Kementerian Perdagangan mendorong pemanfaatan transaksi secara online, pengiriman pelayanan pesan antar dan sistem pembayaran secara elektronik, sehingga kebutuhan masyarakay masih dapat dipenuhi dengan tetap mematuhi protokol kesehatan," ujar Zulkifli.
Dia menuturkan salah satu peluang pengembangan e-commerce harus bisa dimanfaatkan oleh pengusaha ritel di Indonesia untuk menjaga kinerja dan pengembangan bisnisnya.
HENDARTYO HANGGI
Baca: Soal Kampanye Anaknya, Zulhas: Jadi Ketua Umum Partai Duluan, Menteri Belakangan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini