TEMPO.CO, Jakarta - Sikap hawkish The Fed berpengaruh terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah. Pada penutupan perdagangan Kamis, 7 Juli 2022, mata uang garuda yang diperdagangkan kembali loyo ke level Rp 15.002 per dolar Amerika Serikat.
Posisi rupiah melemah dari perdagangan kemarin yang ditutup di posisi Rp 14.999 per dolar. "Dolar Amerika naik pasca-perilisan notula rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang hawkish pada hari Kamis lewat tengah malam tadi," kata tim riset Monex Investindo Futures seperti dikutip Antara, Kamis.
Bank Sentral Amerika berencana menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin sampai 75 basis poin pada Juli ini. Kebijakan tersebut sebagai langkah untuk menekan tingkat inflasi yang melonjak di Amerika.
Kebijakan The Fed dinilai yang paling hawkish ketimbang bank sentral lainnya, termasuk European Central Bank (ECB). ECB juga berencana meningkatkan suku bunga acuan, tetapi tidak seagresif kebijakan yang akan diambil oleh The Fed.
Dolar AS memanfaatkan kondisi safe haven-nya, mengungguli semua rival utamanya meskipun ada peningkatan kemungkinan kemunduran ekonomi di negara tersebut.
Adapun rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp 14.987 per dolar Amerika. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp 14.960 per hingga paling lemah Rp 15.008.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisrdor) Bank Indonesia pada Kamis menguat ke posisi Rp 14.986. Kemarin, kurs Jisdor berada di posisi Rp 15.015 per dolar Amerika.