TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia Diaspora Network (IDN) menyatakan dukungannya terhadap pemindahan dan pembangunan ibu kota negara (IKN) ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Presiden IDN Global Kartini Sarsilaningsih mengatakan anggota kelompoknya yang tersebar di pelbagai negara akan ikut bekerja sama dalam membangun ibu kota.
"Kami dari IDN Global ini berkolaborasi dengan (Otorita) IKN Nusantara. Kita mengupayakan sumbangasih dan kontribusi besar, yang diharapkan bisa menjadi simbol kemajuan peradaban Indonesia yang digabungkan ke mancanegara," ujar Kartini dari titik nol IKN Nusantara di Kalimantan Timur, Rabu 6, Juli 2022.
Dukungan itu ia sampaikan dalam acara IDN bertajuk "Future Indonesia". Agenda tersebut diadakan secara hybrid, yakni online dan offline, dari Titik Nol Ibu Kota Nusantara (IKN) yang sedang dibangun.
Diaspora, menurut Kartini, memiliki posisi sangat strategis karena wilayah domisilinya di luar negeri. Dengan demikian, Diaspora akan lebih mudah menggaungkan rencana pemindahan ibu kota ke masyarakat global.
Hal ini diyakini akan berdampak positif untuk meningkatkan minat investasi dari luar negeri ke ibu kota. Kartini melanjutkan, saat ini merupakan waktu yang tepat bagi diaspora Indonesia untuk memberikan kontribusi dalam membangun IKN dan mewujudkan cita-cita ibu kota anyar menjadi kota berkelas dunia.
"IKN akan menjadi kota hijau, pintar, dan inklusif untuk semua kalangan," kata Kartini.
Di sisi lain, Kartini mengungkapkan IDN bakal bekerja sama dengan Otorita IKN untuk menjalankan program digitalisasi administrasi desa di ibu kota baru. Program yang ditawarkan ini diklaim telah didukung oleh komunitas di banyak desa di Indonesia, termasuk di Kalimantan Timur.
Untuk memperkuat jaringan, Kartini berharap ada rumah khusus bagi diaspora Indonesia dari seluruh dunia di IKN untuk menampilkan prestasi-prestasinya di luar negeri dan menggali potensi kolaborasi. Rumah diasapora dapat menjadi wadah untuk menyalurkan aspirasi, memperluas jejaring, dan menjaga silaturahmi baik antar-sesama diaspora maupun dengan berbagai pemangku kepentingan di Indonesia.
"Salah satu contoh rumah diaspora tentunya dapat mewadahi kerja sama riset diaspora Indonesia dengan berbagai universitas, baik di dalam maupun di luar negeri," kata Kartini.
Baca juga: Rupiah Tembus Rp 15 Ribu, Perusahaan Terancam Tutup Anak Usaha hingga Lakukan PHK
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini