TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta kepada Kementerian Perdagangan mengambil sejumlah langkah untuk mempercepat pelaksanaan program minyak goreng kemasan rakyat atau MinyaKita.
Salah satunya, kata Luhut, bisa dengan memberi insentif bagi produsen agar bisa bergerak lebih cepat dan pengiriman lebih mudah. "Karena dapat menggunakan jalur distribusi biasa seperti kapal kontainer, tidak harus menggunakan kapal curah," ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu, 2 Juli 2022.
Dengan begitu, ia berharap pelaksanaan program MinyaKita bisa lebih cepat terealisasi.
Pemerintah sebelumnya menjanjikan kompensasi bagi pengusaha yang terlibat dalam program minyak goreng kemasan rakyat atau MinyaKita yakni berupa kuota ekspor minyak sawit mentah atau CPO.
Sepanjang bulan Juni 2022, pemerintah memberikan alokasi ekspor sebesar 3,41 juta ton melalui program transisi dan percepatan. Alokasi diberikan untuk memberikan kepastian kepada dunia usaha untuk melakukan ekspor, dan khusus untuk program transisi dapat dipergunakan selama beberapa bulan ke depan.
Hingga akhir Juni, total minyak goreng curah yang disalurkan sebagai bagian domestic market obligation atau DMO produsen minyak goreng telah mencapai lebih dari 270 ribu ton. Alokasi ekspor dari program DMO juga dapat dipergunakan selama enam bulan dan sebagian telah dikonversi menjadi hak ekspor.
Pemerintah juga akan mempercepat realisasi ekspor lantaran kapasitas tangki-tangki yang dalam waktu dekat akan kembali penuh. Selain itu, percepatan realisasi ekspor dilakukan karena harga TBS di tingkat petani masih rendah.