TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik atau BPS telah mengumumkan laju inflasi Juni 2022 mencapai level 4,35 persen. Angka tersebut tercatat sebagai level tertinggi sejak lima tahun silam atau sejak Juni 2017.
Secara tahunan, penyumbang utama tingkat inflasi Juni 2022 berasal dari komoditas makanan minuman dan tembakau dengan andil kepada inflasi sebesar 0,47 persen. Sedangkan secara bulanan, tingkat inflasi pada periode itu mencapai 0,61 persen dan secara tahun kalender 2022 mencapai 3,19 persen.
Baca Juga:
Lalu bagaimana respons Gubernur Bank Indonesia?
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebutkan tingkat inflasi per Juni 2022 lebih dipengaruhi oleh komponen harga bergejolak (volatile food). Di sisi lain, inflasi inti pada Juni 2022 tercatat sebesar 2,63 persen secara tahunan.
Ia menilai, laju inflasi secara fundamental itu terbilang masih rendah. Oleh karena itu, masih ada ruang bagi suku bunga acuan untuk tetap dijaga pada level yang rendah.
“Inflasi inti relatif rendah sehingga itu memberikan ruang fleksibilitas bagi kami untuk tidak buru-buru menaikkan suku bunga,” ujar Perry dalam rapat kerja bersama dengan Badan Anggaran DPR RI, Jumat, 1 Juli 2022.
Lebih jauh, Perry membeberkan bahwa kenaikan subsidi energi oleh pemerintah dengan dukungan pembiayaan dari BI akan tetap mendukung terkendalinya inflasi. Inflasi diyakini bakal terkendali khususnya dari tekanan harga yang diatur pemerintah (administered prices).
Selanjutnya: Sri Mulyani prediksi inflasi akhir tahun mencapai 4,5 persen.