TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pemasaran Regional PT Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra menyebut sistem pembelian pertalite dan solar menggunakan aplikasi MyPertamina mulai 1 Juli bukan untuk membatasi pembelian. Kebijakan itu diambil agar konsumen yang berhak mendapatkan BBM bersubsidi terdaftar dalam database.
"Tujuannya apa mendaftar? Itu untuk membangun basis data pengguna," tuturnya dalam seminar daring, Rabu, 28 Juni 2022.
Mars menjelaskan, melalui MyPertamina, perseroan dapat menghimpun data siapa saja konsumen Pertalite dan Solar selama ini. Di samping itu, penggunaan aplikasi MyPertamina juga mendorong reformasi subsidi,dari barang ke orang.
Artinya, penjualan Pertalite dan Solar bisa benar-benar tepat sasaran kepada masyarakat yang berhak mendapatkan BBM bersubsidi. "Dulu selling out dari Pertamina diakui, selling in juga diakui, lalu berkembang selling out SPBU. Sekarang baru akan menuju selling to person. Untuk mencapai sana perlu database, siapa yang berhak," kata Mars.
Untuk klasifikasi konsumen yang berhak mendapatkan BBM bersubsidi, kata Mars, Pertamina akan menerapkan mekanisme sesuai regulasi. Peraturan yang ia maksud adalah Perpres Nomor 191 Tahun 2014. Dalam aturan itu, segmen pengguna Pertalite masih sangat lebar.
Dengan demikian, regulasi itu perlu direvisi. Dia mengimbuhkan, sebelumnya masih banyak mobil mewah atau masyarakat menengah atas yang memiliki akses untuk membeli Pertalite.
"Perpres 191 Tahun 2014 sedang tahap revisi tapi belum keluar. Di aturan itu, pengguna Pertalite ruangnya lebar sekali, tidak bisa melihat segmen orang kaya orang miskin, kendaraan mewah atau tidak mewah, itu tidak tertera eksplisit," ujar Mars.
Perpres tersebut, kata Mars menjadikan Pertamina tidak dapat melarang mobil mewah untuk membeli produk BBM bersubsidi. Ia mencatat, 62 persen ada di 40 atau 30 desil teratas, artinya tidak sesuai dengan niat pemerintah dalam memberi kompensasi kepada masyarakat.
"Jadi kalau pakai aturan itu beberapa mobil mewah juga berhak karena ketentuan memperbolehkan. Sekarang kami sedang berprogres memilah ini," kata dia.
Karena kondisi itu, Mars menyebutkan Pertamina ingin terlebih dulu membangun basis data pembeli atau pengguna Pertalite dan Solar dan memilahnya. Ia berujar, jangan sampai nantinya pemerintah mengatur spesifikasi pengguna, namun Pertamina tidak memiliki basis datanya. "Yang penting kami kumpulkan dulu," ujarnya.
Adapun konsekuensi bagi pembeli yang tidak mendaftar di aplikasi MyPertamina, Mars mengatakan, Pertamina tidak melayani proses transaksi BBM Solar dan Pertalite. "Tapi kriterianya juga masih sangat lebar. Apabila ada mobil mewah sementara kriteria mewah belum dilarang kami terima dulu. Tapi kami punya datanya siapa saja," kata Mars.
Baca: Simak 11 Wilayah yang Wajibkan Beli Pertalite Pakai MyPertamina
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.