TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa meninjau sejumlah sektor di Amerika Serikat, termasuk pangan dan pertanian. Utamanya terkait pengembangan beras, buah dan sayur, nutrisi pangan, produksi kakao, dan komoditas perkebunan.
Dalam siaran pers yang diterima, Suharso Monoarfa mengawali kunjungannya ke Syngenta Woodland Vegetable Facility, California, pada Senin 20 Juni 2022 waktu setempat. Ia meninjau teknologi pangan dan pertanian.
Sebagai mitra pembangunan, Syngenta telah bekerja sama dengan Indonesia melalui inovasi dan teknologi pangan berkelanjutan dan membantu ketersediaan pangan global dengan tetap menjaga kelestarian bumi.
“Hasil kunjungan kerja ini menjadi salah satu acuan Kementerian PPN/Bappenas untuk membahas rancangan kerja sama pengembangan benih dan integrasi hulu-hilir hortikultura di Indonesia,” ujar Suharso pada siaran persnya Minggu 26 Juni 2022.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 menargetkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto pada sub sektor hortikultura sebesar 6 persen, dengan peningkatan produksi sayur sebesar 3,1 persen dan buah sebesar 5,7 persen pada 2024.
Untuk mencapai target tersebut, dari sisi pasokan, pemerintah berupaya untuk meningkatkan produksi dan nilai ekonomi tata niaga hortikultura, sementara dari sisi permintaan, masyarakat diimbau untuk lebih banyak mengonsumsi buah dan sayur.
Dalam agenda pembahasan bersama HarvestPlus, Suharso menekankan bahwa Indonesia fokus pada peningkatan kandungan nutrisi pangan melalui benih padi (biofortifikasi) yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pangan dan mengurangi prevalensi stunting dan wasting. Tercatat, RPJMN 2020-2024 menargetkan luas lahan produksi padi biofortifikasi hingga mencapai 200 ribu hektar pada 2024.
Untuk pengembangan komoditas perkebunan, Suharso juga mengunjungi MARS dan Orion Genomics pada Selasa 21 Juni 2022 waktu setempat. RPJMN 2020-2024 menargetkan peningkatan produksi kakao sebesar 2,7 persen dan sub sektor perkebunan sebesar 4,98 persen pada 2024, salah satunya melalui upaya peningkatan produktivitas benih kebun.
Di 2018, angka produktivitas kakao nasional yang mencapai 729 kilogram/hektare/tahun, masih di bawah potensi produktivitas sebesar 2.000 kilogram/hektare/tahun.
“Pada 2023, direncanakan proyek Surat Berharga Syariah Negara untuk penguatan laboratorium pengujian DNA komoditi perkebunan di Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Medan senilai Rp 97 miliar. Kami akan menindaklanjuti dengan pembahasan rancangan kerja sama dalam uji DNA komoditas perkebunan,” kata Suharso.
Baca Juga: Berikut Cara Membeli Minyak Goreng Melalui Aplikasi Pedulilindungi