Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jurus Meredam Wabah PMK dengan Vaksinasi

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Petugas Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian memeriksa kondisi sapi asal Nusa Tenggara Timur (NTT) di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat 10 Juni 2022. Kementerian Pertanian menjamin ketersediaan hewan kurban menjelang Idul Adha tahun ini dan melakukan antisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) dengan menerapkan protokol kesehatan, termasuk penyemprotan desinfektan. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Petugas Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian memeriksa kondisi sapi asal Nusa Tenggara Timur (NTT) di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat 10 Juni 2022. Kementerian Pertanian menjamin ketersediaan hewan kurban menjelang Idul Adha tahun ini dan melakukan antisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) dengan menerapkan protokol kesehatan, termasuk penyemprotan desinfektan. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Wabah PMK atau Penyakit Mulut dan Kuku kian merebak. Untuk meredam wabah ini bisa dengan cara vaksinasi.

Sebagaimana manusia, hewan ternak juga sangat memungkinkan terserang berbagai jenis penyakit, baik yang menular maupun yang tidak menular. Vaksinasi merupakan salah satu cara untuk melakukan pencegahan terhadap penyakit tertentu.

Melansir dari laman Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat, tujuan dari vaksinasi ialah untuk memberikan kekebalan atau antibodi pada ternak sehingga dapat melawan antigen atau mikro-organisme penyebab penyakit.

Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merupakan penyakit epizootika yang menyerang ternak besar, terutama sapi dan babi.

PMK disebabkan oleh virus dari familia Picornaviridae. Umumnya PMK menyerang hewan berkuku genap atau belah, seperti sapi, kerbau, kambing, domba, babi, gajah, jerapah, dan menjangan.

Penyakit yang disebabkan oleh virus picorna ini memiliki gejala klinis antara lain, suhu tubuh meningkat dan akan terlihat jelas pada sapi yang masih muda, dan biasanya suhu tubuh akan turun sendirinya setelah terbentuknya lepuh-lepuh.

Dikutip dari laman Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur, untuk meredam wabah PMK, vaksinasi memang menjadi solusi dan harapan bagi para peternak di seluruh Indonesia.

Sejak tahun 1952, Indonesia sudah mampu memproduksi vaksin PMK dan melakukan program vaksinasi massal sejak tahun 1964. Karena itu Indonesia sudah bebas dari PMK sejak tahun 1986 dan diakui di lingkungan ASEAN sejak 1987, serta diakui secara internasional oleh organisasi Kesehatan Hewan Dunia (Office International des Epizooties-OIE) sejak 1990.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menteri Pertanian memastikan pemerintah terus melakukan penanganan wabah PMK secara maksimal. Salah satu caranya adalah dengan menghadirkan vaksin dalam waktu dekat.

Melansir dari Antara, saat ini Kementerian Pertanian melalui Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) telah mengidentifikasi serotipe virus penyebab penyakit PMK yang merebak di Indonesia. Jenis virus yang beredar di Indonesia yaitu O/ME-SA/Ind-2001e yang umum ditemukan di Asia Tenggara.

Dikutip dari Bisnis.com, Kementan kini telah menemukan strain virus dan akan segera menghadirkan vaksin dalam waktu dekat baik dari dalam dan luar negeri. Vaksin PMK diproduksi oleh Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) Kementerian Pertanian. Ditargetkan sebelum bulan Agustus vaksin PMK akan selesai dan bisa langsung digunakan untuk vaksin massal pada seluruh hewan ternak.

Sebagai peternak harus melakukan upaya pencegahan supaya ternak tidak terjangkit penyakit, termasuk PMK. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk melaksanakan pencegahan penyakit di samping vaksinasi, seperti memberikan pakan yang bergizi, menjaga sanitasi kandang dan lingkungan peternakan serta konsisten dalam menerapkan kegiatan biosekuriti.

RINDI ARISKA
Baca juga : Wamentan Beberkan Upaya Pengendalian Wabah Penyakit Mulut dan Kuku

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Profil Muhadjir Effendy, Menko PMK yang Dipanggil MK Jadi Saksi di Sidang Sengketa Pilpres

21 hari lalu

Menteri PMK Muhadjir Effendy, saat ditemui awak media usai menghadiri Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) perihal Bantuan Penanganan Darurat Kesehatan untuk Palestina dan Sudan, di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, pada Selasa, 26 Maret 2024. TEMPO/Adinda Jasmine
Profil Muhadjir Effendy, Menko PMK yang Dipanggil MK Jadi Saksi di Sidang Sengketa Pilpres

Menko PMK Muhadjir Effendy bakal menjadi saksi dalam sidang sengketa pilpres di MK. Berikut profilnya.


Ramadan di Yogyakarta Diwarnai Kasus Antraks, Tradisi Berbahaya Ini Diminta Dihilangkan

38 hari lalu

Pemantauan daging segar oleh Pemkot Yogyakarta di pasar rakyat saat Ramadhan. (Dok. Istimewa)
Ramadan di Yogyakarta Diwarnai Kasus Antraks, Tradisi Berbahaya Ini Diminta Dihilangkan

Kasus suspek antraks di Sleman dan Gunungkidul, Yogyakarta, itu diduga kembali terjadi karena adanya tradisi purak atau brandu yang berbahaya.


Apa Saja Gejala Antraks yang Diduga Serang Belasan Warga Sleman?

40 hari lalu

Tim Reaksi Cepat BPBD Gunungkidul melakukan penyemprotan dekontaminasi bakteri antraks di Padukuhan Jati, Candirejo, Semanu, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Jumat 7 Juli 2023. Penyemprotan tersebut untuk mencegah meluasnya penularan penyakit antraks setelah satu orang meninggal dunia dan 87 warga Candirejo positif setelah mengkonsumsi daging sapi yang terpapar antraks. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Apa Saja Gejala Antraks yang Diduga Serang Belasan Warga Sleman?

Belasan warga menunjukkan gejala antraks setelah mengkonsumsi daging sapi. Daging sapi tersebut diduga terkontaminasi antraks.


Wabah Anthrax dari Hewan Ternak Muncul Lagi di Gunungkidul, Begini Saran Pakar UGM

43 hari lalu

Petugas melakukan pemeriksaan hewan ternak. ANTARA/HO-Instagram dpkh_gunungkidul
Wabah Anthrax dari Hewan Ternak Muncul Lagi di Gunungkidul, Begini Saran Pakar UGM

Penyakit anthrax dari darah hewan ternak kembali muncul di Gunungkidul. Virus itu berpotensi menular ke manusia.


Biaya Vaksinasi Covid-19 Sudah Bertarif, Tapi Belum Ada Kepastian Harganya dan Masih Ada yang Gratis

9 Januari 2024

Tenaga kesehatan menyiapkan vaksin Inavac atau yang dikenal sebagai Vaksin Merah Putih merupakan vaksin COVID-19 di RSUD Tarakan, Jakarta, Rabu 20 Desember 2023. Dinas Kesehatan DKI Jakarta memprediksi kenaikan kasus Covid-19 bakal terjadi sampai dua pekan ke depan atau bertepatan dengan libur Natal dan Tahun Baru. Sebagai langkah antisipasi, Dinas Kesehatan DKI akan terus memantau perkembangan kasus hariannya. Pemerintah fokus mengimbau dan menyediakan vaksinasi dan pemeriksaan PCR gratis. Utamanya, untuk segera melengkapi vaksinasi booster ke-4 dan deteksi dini Covid-19 bagi kelompok rentan. TEMPO/Subekti.
Biaya Vaksinasi Covid-19 Sudah Bertarif, Tapi Belum Ada Kepastian Harganya dan Masih Ada yang Gratis

Mulai 1 Januari 2024, biaya vaksinasi Covid-19 tak lagi gratis. Vaksin bisa didapatkan secara gratis jika termasuk golongan rentan. Ini penjelasannya


4 Persiapan Penting Sebelum Memasak Jeroan

13 Desember 2023

Empal Gentong khas Cirebon, Jawa Barat. Masakan ini mirip dengan soto. Isiannya adalah jeroan dan daging sapi dengan kuah santan. Nama empal menunjukkan bahan utamanya memang daging sapi dan Gentong karena proses memasaknya memakai kuali. TEMPO/Subekti
4 Persiapan Penting Sebelum Memasak Jeroan

Sebelum memasak jeroan, deretan persiapan penting jadi kunci menghasilkan masakan yang lezat


Sri Mulyani Teken Peraturan Menteri Keuangan soal Ketentuan Impor Barang Pekerja Migran

12 Desember 2023

Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam mengisi acara pembukaan Indonesia Millenial and Gen Z Summit 2023 di Senayan Park, Jakarta, Jumat, 24 November 2023. TEMPO/Defara Dhanya
Sri Mulyani Teken Peraturan Menteri Keuangan soal Ketentuan Impor Barang Pekerja Migran

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 141 Tahun 2023 tentang Ketentuan Impor Barang Pekerja Migran Indonesia.


4 Hewan Ternak Penyumbang Emisi Gas Rumah Kaca Paling Banyak

29 Agustus 2023

Dokter hewan dari Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan Kota Palembang dibantu peternak menyuntikkan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) kepada sapi saat Vaksinasi PMK Hewan Ternak di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa 28 Juni 2022. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mendapatkan bantuan 12.200 dosis vaksin PMK dari Pemerintah Pusat yang akan digunakan untuk mengendalikan penyebaran PMK di 17 kabupaten di Sumatera Selatan. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
4 Hewan Ternak Penyumbang Emisi Gas Rumah Kaca Paling Banyak

Sapi adalah hewan ternak penyumbang emisi gas rumah kaca paling banyak. Selain itu ada domba, kambing, babi, dan unggas.


Mengapa Hewan Ternak Meningkatkan Emisi Gas Rumah Kaca?

29 Agustus 2023

Sapi-sapi di peternakan Ellis, berkeliaran di dekat batang-batang anggur. Foto: Ruth Ellis/ABC
Mengapa Hewan Ternak Meningkatkan Emisi Gas Rumah Kaca?

Hewan ternak berkontribusi signifikan terhadap emisi gas rumah kaca karena menghasilkan gas metana dan nitrat oksida.


Hewan Juga Bisa Stres, Dagingnya Lebih Cepat Busuk

14 Juli 2023

Aktivitas pekerja saat pemotongan hewan kurban di BUMD DKI Perumda Dharma Jaya, Cakung, Jakarta Timur, Kamis, 29 Juni 2023.  TEMPO/ Febri Angga Palguna
Hewan Juga Bisa Stres, Dagingnya Lebih Cepat Busuk

Dokter menyebut daging hewan ternak yang stres sebelum disembelih akan cepat terinfeksi bakteri dan busuk sehingga tidak bisa disimpan lama.