TEMPO.CO, Jakarta - Komunitas Pengguna KRL Jabodetabek dan warganet membuat petisi agar Kementerian Perhubungan mempercepat perbaikan dan perawatan stasiun di wilayah aglomerasi di DKI Jakarta. Petisi ini muncul pada Jumat, 10 April 2022, di situs Change.org.
Sejumlah pengguna KRL merasa kecewa dengan pelayanan di stasiun KRL belakangan ini. Kekecewaan pengguna kereta perkotaan itu memuncak setelah melihat foto ibu hamil kelelahan karena meniti tangga di Stasiun Cakung.
Adapun tangga di Stasiun Cakung terpantau rusak dan mati sejak dua pekan lalu bersamaan dengan dimulainya switch over 5 Stasiun Manggarai pada 28 Mei 2022. Selain menyoal proses perawatan, pengguna KRL mendesak Kementerian Perhubungan untuk meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana untuk kenyamanan seluruh penumpang.
Salah satu warga Depok, Fajrin, yang turut menandatangani petisi tersebut, mengungkapkan standar pelayanan minimum stasiun kereta api. Mengacu Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 63 Tahun 2019, dia mengatakan stasiun kereta semestinya tersedia lift dan eskalator.
Penumpang lain, Danny Firmansyah, menyampaikan keluh-kesahnya terhadap proses perawatan stasiun yang berlangsung lama. "Hal ini bukan baru sekarang terjadi tapi sudah berbulan-bulan yang lalu, bahkan dari tahun lalu komplain sudah dilayangkan,” kata dia.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Yennesi Rosita menyampaikan permohonan maaf atas kendala dan ketidaknyamanan yang dirasakan oleh penumpang selama pengerjaan proyek Double-Double Track (DDT) di lintas Manggarai-Cikarang, termasuk di Stasiun Cakung dan Stasiun Manggarai.
"Saat ini kami terus mengupayakan pembenahan dan penanganan permasalahan yang muncul, sehingga fasilitas penunjang di stasiun dapat segera dipergunakan dengan optimal," kata Yenessi dalam keterangan pers, Jumat, 10 Juni 2022.
Kementerian Perhubungan menyatakan kondisi stasiun kereta api di wilayah aglomerasi Jabodetabek kini masih dalam tahap pembangunan dan pengembangan. Pengembangan Stasiun Cakung pun merupakan bagian dari pengerjaan proyek Double-Double Track (DDT) lintas Manggarai-Cikarang yang saat ini masih dalam pengerjaan.
Yenessi mengungkapkan proyek DDT dikembangkan sebagai upaya peningkatan prasarana perkeretaapian untuk mengakomodasi tingginya frekuensi perjalanan KA serta pertumbuhan mobilisasi masyarakat yang terus meningkat khususnya di wilayah aglomerasi Jabodetabek.
"Selain itu, dengan dibangunnya Proyek DDT ke depannya diharapkan akan meningkatkan aspek keselamatan dan kenyamanan pengguna layanan KA," kata Yenessi.
Baca: Garuda Ajukan Proposal Perdamaian kepada Kreditur
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
