TEMPO.CO, Jakarta -Petrokimia Gresik akan menjamin ketersediaan pasokan bahan baku phosphate yang digunakan sebagai baku pupuk NPK.
Hal ini dilakukan setelah harga fosfat naik signifikan akibat kebijakan moratorium ekspor pupuk Rusia dan Cina, hingga dampak perang Rusia dan Ukraina. Selain itu, Petrokimia Gresik merupakan produsen pupuk NPK terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi mencapai 2,7 juta ton per tahun.
“Untuk saat ini dapat kami pastikan bahwa pasokan bahan baku pupuk masih tersedia, dan proses produksi berjalan dengan baik dan lancar,” kata Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo, dalam keterangan tertulis, Kamis, 9 Juni 2022.
Ia mengatakan salah satu upaya yang telah dilakukan Petrokimia Gresik dalam mengamankan pasokan fosfat, yaitu menjalin kerja sama dengan Jordan Phosphate Mines Co (JPMC) sejak 2010 lalu. Kerja sama ini kemudian ditindaklanjuti dengan pendirian perusahaan joint venture PT Petro Jordan Abadi (PJA) yang memproduksi asam fosfat, asam sulfat, granulated gypsum, dan purified gypsum yang beroperasi secara komersil sejak tahun 2015.
Dalam kerja sama ini, JPMC berperan menyuplai bantuan fosfat untuk produksi asam fosfat (acid phosphate) di PJA dengan kapasitas 200.000 ton per tahun, yang seluruhnya dimanfaatkan Petrokimia Gresik sebagai bahan baku NPK.
Baca Juga:
“Manfaat dari kerja sama ini tidak hanya ketersediaan stok, tapi juga dapat memperoleh bahan baku yang lebih kompetitif,” ujar Dwi Satriyo.