TEMPO.CO, Jakarta - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menunda rencana pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO) pada 2022. Direktur Utama ASDP Ira Puspadewi mengatakan Kementerian BUMN sebagai pemegang saham sedang mengatur kembali aksi korporasi lantaran pada saat yang sama, beberapa perusahaan pelat merah juga akan melantai di bursa saham.
“Kita kan tahun ini ada beberapa BUMN yang mau maju IPO. Kemarin Menteri (BUMN) memutuskan mesti diatur antreannya,” ujar Ira di kantor Tempo, Jalan Palmerah Barat 8, Jakarta Selatan, Selasa, 7 Juni 2022.
Ira menyebut perseroan sedang menyesuaikan ulang jadwal IPO. Ia belum dapat memastikan jadwal pelaksanaan penawaran saham perdana itu, namun pada saat yang sama ASDP berencana mengeluarkan obligasi atau bond.
Penerbitan surat utang jangka panjang ini bertujuan untuk mempopulerkan ASDP kepada masyarakat. Selama ini, Ira mengatakan ASDP sebagai perusahaan kalah pamor ketimbang pelabuhannnya.
Meski demikian, Ira menyebut penerbitan surat utang mempertimbangkan sejumlah kondisi, seperti fluktuasi pasar dan perekonomian global. “Kita sedang timbang dulu berapa targetnya. Pemegang saham sedang mengatur. Kami melihat dulu, karena bond juga situasi lagi fluktuatif,” ucapnya.
Akhir 2021 lalu, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan ASDP bakal melakukan IPO pada 2022. Erick berujar perusahaan pelat merah didorong mendapatkan pendanaan lain agar tak terus-menerus tergantung pada keuangan negara.
Ia menyebut pendanaan yang diperoleh dari IPO akan digunakan untuk meremajakan aset kapal-kapal feri. “Kondisi kapal ini kan makin tua. Ini membahayakan buat kita, kalau kita bersandar kepada transportasi yang begini. Jadi kita harus mencari alternatif pendanaan, tidak mungkin PMN terus, agar kita bisa terus memperbaiki kapal-kapal feri,” tuturnya.
Baca juga: Evaluasi Mudik, Kemenhub Akan Tambah Dermaga Alternatif di Merak - Bakauheni
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini
