TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan lima poin hasil pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese. Isu yang dibicarakan ialah seputar perdagangan dan investasi kedua negara.
"Mengenai isu-isu bilateral, kami lebih fokus berbicara mengenai kerja sama ekonomi," kata Jokowi dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin, 6 Juni 2022.
Pertama, Jokowi menyinggung soal ekspor produk dengan nilai tambah tinggi dari Indonesia ke Australia. Salah satunya adalah ekspor otomotif.
Pada Februari lalu, kata Jokowi, Indonesia sudah melakukan ekspor perdana mobil completely built up (CBU) ke Australia. "Saya mengharapkan akses ekspor seperti ini akan terus terbuka," kata Jokowi di depan Albanese.
Kedua, Jokowi menyampaikan harapannya kepada Albanese ihwal implementasi Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement atau IA-CEPA. Ia menginginkan peluang bagi warga negara Indonesia untuk bekerja di Australia terbuka lebih luas.
"Termasuk penambahan kuota working holiday visa menjadi 5.000 peserta per tahun," kata Jokowi.
Rencana penambahan kuota working holiday visa ini sudah muncul sejak IA-CEPA disepekati pada 2019 lalu. Menteri Perdagangan kala itu, Enggartiasto Lukita, mengatakan isi kesepakatan IA-CEPA bukan sekadar perdagangan barang dan jasa, melainkan bidang pendidikan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
"Setelah perjanjian ini resmi diteken, Australia menyediakan kuota sebanyak 4.100 orang untuk mendapatkan work and holiday visa, dengan kenaikan 5 persen per tahun sampai dengan 5.000 orang," katanya di Hotel JS Luwansa, Senin 4 Maret 2019.
Laman resmi Departemen Perdagangan dan Luar Negeri Australia pun telah merinci komponen kerja sama IA-CEPA ini. Di dalamnya tertulis kalau Indonesia akan menerima peningkatan working holiday visa dari 1.100 menjadi 4.100 dalam satu tahun.
Lalu, angka ini akan bertumbuh menjadi 5.000 dalam enam tahun ke depan. "Kebijakan ini akan memberikan pengalaman kerja yang berguna bagi pekerja muda Indonesia, dan membantu Australia untuk kebutuhan tenaga kerja musiman," demikian tertulis dalam kerja sama tersebut.