Ia menyatakan, BRI tidak ikut menyaluran kredit pada sektor energi yang dinilai merusak lingkungan, seperti batu bara dan minyak bumi.
Saat ini, kata dia, portofolio di komoditas batu bara BRI di bawah 3 persen itu kredit eksisting. Sebagai gambaran, total kredit emiten berkode saham BBRI per kuartal I pada tahun 2022 sebesar Rp 1.075 triliun.
Lebih jauh, Sunarso menjelaskan, bahwa BRI akan berfokus pada penyaluran kredit ke sektor usaha mikro kecil dan menengah. “Komitmen kami pada UMKM saja. Kami komitmen kepada pemberdayaan masyarakat sesuai dengan semangat ESG,” katanya.
Sekretaris Perusahaan BRI, Aestika Oryza Gunarto, menambahkan, per kuartal pertama tahun 2022 ini, portofolio green financing mencapai Rp 71,5 triliun. Nilai itu setara dengan 7,3 persen dari total penyaluran kredit BRI. Hal tersebut seiring dengan langkah perseroan yang menyetop pemberian kredit ke sektor energi fosil.
Jika dirinci, penyaluran kepada sektor renewable energy tersebut mencapai Rp 6,3 triliun, sektor transportasi ramah lingkungan sebesar Rp 14,4 triliun, green building sebesar Rp 2,1 triliun, dan kegiatan bisnis ramah lingkungan lainnya sebesar Rp 45,1 triliun.
“Sebagai first mover on sustainable banking di Indonesia, ke depan BRI akan terus meningkatkan pembiayaan kepada aktivitas bisnis yang berkelanjutan (sustainable business activities), termasuk di dalamnya green financing sebagai upaya memberikan value kepada seluruh stakeholders,” kata Aestika.
BISNIS
Baca: Dirjen Pajak Jelaskan 2 Cara Aktivasi NIK Jadi NPWP