Dia menekankan bahwa BI harus mampu menjaga yield spread antara surat utang negara (SUN) dengan surat utang dari luar negeri. Sehingga, jika Amerika Serikat menaikkan suku bunga maka BI perlu mengambil langkah serupa agar spread terjaga dan modal tidak lari ke luar negeri.
“Dengan perkiraan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan di kisaran 75—100 bps, maka BI setidaknya menaikkan 75 bps pada tahun ini,” kata Piter.
Dia pun menyebut bahwa selain lonjakan inflasi, BI harus melindungi nilai tukar rupiah dengan mengelola tingkat suku bunga. Rupiah berpotensi melemah di tengah kebijakan agresif The Fed.
Dalam perkembangan terbaru anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2022, pemerintah menetapkan asumsi nilai tukar rupiah menjadi 14.300—14.700. Hingga 11 Mei 2022, rata-rata nilai tukar rupiah sudah berada di 14.360.
Baca: Bank Indonesia: QRIS Papua Barat Diakses 13.013 Orang dan 31.962 Pedagang
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini