INFO BISNIS – Banyak orang bingung ketika memulai bisnis. Terlebih saat dihadapkan pada masalah permodalan, pemasaran. Namun, era digitalisasi berkat teknologi digital di era 4.0 menawarkan banyak kemudahan dalam berbisnis. Bisnis online menimbulkan motivasi bagi yang berniat untuk berkreasi dan menambah pundi-pundi penghasilan dari rumah.
Hal inilah yang dialami Farid Hidayati, 39 tahun, asal Cilacap namun menetap di Kota Cimahi, Jawa Barat. Sebuah video yang diunggahnya di akun Instagram @faridhidayati15 dan di-repost akun @dramaojol.id, menceritakan bagaimana ibu dari dua orang anak ini merintis bisnis.
Farid berpikir untuk berbisnis karena melihat anak-anaknya semakin besar dan harus mencari tambahan penghasilan untuk membantu suami. “Anak-anak tambah besar, kebutuhan makin banyak, ya saya mau nggak mau bantu suami saya untuk cari penghasilan tambahan. Saya terpikir, kenapa nggak buka toko online aja? Jadi masih bisa ada waktu buat suami dan anak di rumah,” kata Farida pada unggahannya.
Tempo.co kemudian menghubungi Farid untuk mencari tahu lebih dalam. Kepada Tempo.co, Farid bercerita bahwa ide bisnis berawal dari hobinya yang kerap kali berbelanja baju muslim dan kebutuhan rumah tangga di e-commerce.
Ia mengaku selama 12 tahun menjalani sebagai ibu rumah tangga tidak memiliki pengetahuan tentang bisnis. Karena itu, Farid segera mencari referensi bisnis online melalui media sosial.
Farid akhirnya memutuskan menjadi reseller dan dropshipper dari sebuah merk baju muslim yang berlokasi di dekat rumahnya di Cimahi, Jawa Barat. “Berhubung saya nggak punya banyak modal, saya putuskan untuk menjadi reseller dulu, nanti rencananya uang hasil jualannya bisa saya kumpulkan untuk modal buat baju dari merk saya sendiri,” kata dia.
Walau demikian, mencari supplier baju muslim butuh proses. Sebagai penggemar fesyen, Farid sangat memperhatikan betul bahan yang digunakan untuk produk baju muslim. Sang suami, Sahrun Nasir, mengantarnya berkeliling Kota Bandung dan Cimahi untuk mendapatkan supplier yang sesuai. Selain mencari bahan yang premium, faktor komunikasi dengan supplier juga menjadi hal utama yang menjadi pertimbangan Farid. Komunikasi antara reseller dengan supplier menjadi faktor yang menentukan dalam bisnis karena terkait dengan ketersediaan barang yang akan dijual.
Setelah berhasil menjadi reseller dan dropshipper, perempuan kelahiran 1983 ini pun melakukan riset dan belajar tentang tips berjualan online melalui platform youtube. Sayangnya, metode belajar satu arah melalui youtube, tidak memungkinkan untuk bertanya secara langsung dan malah membuatnya kebingungan.
Melihat istrinya kebingungan, suaminya yang bekerja sebagai kurir Shopee Xpress, menyarankan Farid untuk mengikuti pelatihan bisnis secara langsung di Kampus UMKM Shopee. “Yang saya tahu kalau Kampus UMKM Shopee itu kan gratis, jadi saya kasih tahu istri saya, coba aja belajar di situ, bisa tanya-tanya sama pengajarnya langsung, jadi kalau bingung bisa langsung dijelaskan,” ucap Sahrun.
Berbekal niat mengasah skill berjualan online, Farid pun mengikuti kelas pelatihan yang disarankan oleh suaminya. Setelah mengikuti 3 kelas pelatihan secara online dan 1 kali secara offline, istri dari Sahrun Nasir ini akhirnya membuka tokonya di platform e-commerce Shopee dengan nama Raziq Collections.
Melalui pelatihan tersebut, ia belajar cara memaksimalkan fitur-fitur di aplikasi Shopee untuk menggaet pelanggan. Setelah berjalan satu bulan, Toko Raziq Collections mulai mendapatkan pesanan yang datang dari berbagai kota di Indonesia.
“Harapan saya ke depannya, supaya saya makin bisa mahir jualan online, dan bisa memaksimalkan iklan supaya jualan saya makin laris manis,” kata Farid. Ia juga berharap semakin banyak istri kurir dan driver ojol lainnya yang juga bisa produktif seperti dirinya. (*)