TEMPO.CO, Jakarta -Bank Indonesia mencatat posisi utang luar negeri atau ULN Indonesia pada akhir triwulan I 2022 sebesar US$ 411,5 miliar. Nilai itu turun dibandingkan dengan posisi ULN pada triwulan sebelumnya sebesar US$ 415,7 miliar.
"Perkembangan tersebut disebabkan oleh penurunan posisi ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) dan sektor swasta," kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia pada Kamis, 19 Mei 2022.
Secara tahunan, posisi ULN triwulan I 2022 mengalami kontraksi sebesar 1,1 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada triwulan sebelumnya yang sebesar 0,3 persen (yoy).
Posisi pada ULN pemerintah triwulan I 2022 sebesar US$ 196,2 miliar, menurun dari posisi triwulan sebelumnya sebesar US$ 200,2 miliar. Secara tahunan, pertumbuhan ULN pemerintah mengalami kontraksi sebesar 3,4 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada triwulan sebelumnya yang sebesar 3,0 persen (yoy).
"Penurunan terjadi seiring beberapa seri Surat Berharga Negara (SBN) yang jatuh tempo, baik SBN domestik maupun SBN Valas, serta adanya pelunasan neto atas pinjaman yang jatuh tempo selama periode Januari hingga Maret 2022, yang sebagian besar merupakan pinjaman bilateral," ujarnya.
Sedangkan posisi ULN swasta pada triwulan I 2022 tercatat sebesar US$ 206,4 miliar, turun dari US$ 206,5 miliar pada triwulan IV 2021. Secara tahunan, ULN swasta terkontraksi 1,8 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 0,6 persen (yoy).
Perkembangan tersebut disebabkan oleh pembayaran pinjaman luar negeri dan surat utang yang jatuh tempo selama triwulan I 2022 sehingga ULN lembaga keuangan (financial corporations) dan perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) terkontraksi masing-masing sebesar 5,1 persen (yoy) dan 1,0 persen (yoy).
Bank Indonesia menyatakan utang luar negeri Indonesia pada triwulan I 2022 tetap terkendali, tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 33,7 persen, menurun dibandingkan dengan rasio pada triwulan sebelumnya sebesar 35,0 persen. Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap sehat, ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 87,9 persen dari total ULN.
Baca Juga: Cadangan Devisa April 2022 Turun Jadi US$ 135,7 Miliar, BI Jelaskan Penyebabnya