TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI, Sunarso, mengatakan telah mengurangi kantor cabang menjadi sekitar 8.000-an dari jumlah sebelumnya 10.600 kantor. Pengurangan itu, kata dia, seiring dengan pertumbuhan sistem digital bank.
"Sekarang temen-temen ngomong digital-digital, saya kurangi aja diam-diam, sekarang tinggal 8.000-an," kata Sunarso dalam diskusi Fortune IDN yang disiarkan secara virtual Rabu, 18 Mei 2022.
Per Maret 2021, BRI telah menutup 341 kantor cabangnya. Penutupan kantor cabang itu dilakukan secara alami sebagai imbas digitalisasi perbankan.
Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto juga menyatakan penutupan kantor cabang juga merespons perubahan perilaku masyarakat. Akhirnya, keberadaan dan fungsi kantor cabang bank konvensional berkurang seiring dengan berjalannya waktu.
"Pandemi yang terjadi menjadi akselerator digitalisasi tersebut, sehingga mempercepat proses yang ada," ujar Aestika ketika dihubungi, Rabu, 21 Juli 2021.
Lebih jauh Aestika merinci, hingga akhir Maret 2021, tercatat jumlah outlet konvensional BRI sebanyak 9.241 kantor. Angka ini berkurang 341 kantor ketimbang jumlah outlet konvensional BRI pada Maret 2020 yaitu sebanyak 9.582 kantor.
Di masa mendatang, BRI akan terus fokus dalam menjalankan transformasi digital, dengan fokus pada area bisnis, transaksi, ekosistem dan proses internal."Pengembangan jaringan BRI akan difokuskan pada Agen BRILink, yang pada akhir Juni 2021 tercatat sebanyak 465 ribu orang dengan transaksi mencapai Rp 414 triliun," ujar Aestika.
HENDARTYO HANGGI | BISNIS
Baca: Pastikan Ekspor Timah Disetop Akhir Tahun Ini, Bahlil: Bauksit Sebentar Lagi
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.