TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan pemerintah akan membuka kembali keran ekspor CPO atau crude palm oil jika harga minyak goreng stabil. Pemerintah sedang mendorong agar harga minyak goreng curah kembali ke Rp 14 ribu per liter.
“Tidak hanya petani yang butuh ekspor. Negara pun butuh ekspor. Mau gimana lagi?,” kata Oke, Selasa, 17 Mei.
Adapun saat ini, ekspor belum dibuka karena harga minyak masih di atas harga eceran tertinggi (HET). Di sisi lain, pemerintah didesak segera mencabut larangan ekspor lantaran harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit terus tergerus.
Menurut Oke, pemerintah menunggu harga minyak goreng stabil. Dia menyebut parameter harga minyak minyak goreng curah bisa disebut sesuai HET jika harga Rp 14 ribu per liter berlaku di 10 ribu titik pasar tradisional.
“Masalahnya harga berkelanjutan seberapa lama, ketahanannya. Konsisten gak nih harganya. Makanya pasokan pun dibatasi. Saat ini 200 liter, besok 200 liter. Kalau sekarang dipasok 2.000 liter habis semua,” ujar Oke.
Adapun Menteri Perdagangan Muhammat Lutfi sebelumnya memastikan pemerintah belum akan mencabut larangan ekspor CPO. Ia menyebut pemerintah masih berfokus mendistribusikan minyak goreng curah guna menstabilkan harga.
“Jadi, kita fokusnya soal ketersediaan dan keterjangkauan minyak goreng curah. Begitu itu stabil, mudah-mudahan stabil pada kesempatan pertama, nanti baru bicara kita soal relaksasi ekspor tersebut,” ujar Lutfi.
Pemerintah memberlakukan larangan ekspor CPO sejak 28 April 2022. Seiring dengan kebijakan itu, pemerintah berkeinginan menurunkan harga minyak goreng curah di batas HET. Lutfi menyebut salah satu upaya mendorong penurunan harga minyak adalah distribusi pasokan melalui program Minyak Goreng Rakyat.
Program pendistribusian minyak goreng itu tersebar di 1.200 titik dan dilaksanakan sejak sebelum Lebaran. “Kita akan mempercepat ini dulu. Mudah-mudahan minggu depan sudah 5.000 titik dan minggu selanjutnya 10 ribu titik apda kesempatan pertama. Nanti dari situ kita bicarakan semuanya,” tutur Lutfi.
BISNIS
Baca juga: Dampak Larangan Ekspor CPO: Harga TBS Jeblok, Petani Tak Sanggup Beli Pupuk
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini