TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah India telah memberlakukan larangan ekspor gandum sejak 13 Mei 2022. Namun Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat, per bulan April lalu, volume impor gandum Indonesia dari India sudah turun drastis jadi 2.000 ton atau senilai US$ 0,78 juta.
"Mengalami penurunan dibandingkan April tahun lalu," tutur Kepala BPS Margo Yuwono, Jakarta, Selasa, 17 April 2022.
Margo menjelaskan, pada periode April 2021, volume impor gandum dari India mencapai 55,66 ribu ton dengan nilai US$ 15,34 juta. Adapun untuk periode setahun pada 2021, impor gandum dari India mencapai volume 318,47 ribu ton dengan nilai sebesar US$ 100,97 juta.
Sedangkan pada April 2022, volume impor gandum dari India hanya sebesar 2.000 ton atau jeblok hingga lebih dari 90 persen.
Namun Margo tak menjelaskan penyebab penurunan impor gandum dari India pada bulan April tersebut. Adapun larangan ekspor itu diberlakukan karena pemerintah India memprioritaskan suplai gandum terlebih dahulu untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik.
Meski begitu, perdana Menteri India Narendra Modi menyampaikan, India akan memberikan izin ekspor ke negara-negara yang membutuhkan gandum demi kebutuhan ketahanan pangan dan berdasarkan permintaan pemerintahnya.
Walaupun India bukan eksportir gandum utama di dunia, larangan itu tetap mempengaruhi pasokan gandum global. Hal itu karena pasokan komoditas gandum dari Ukraina telah terganggu akibat perang dan eksportir lainnya mengalami banjir dan panas yang mengancam panen.