TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti dari for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda angkat bicara menanggapi kemungkinan realisasi investasi Tesla di Indonesia usai Presiden Joko Widodo atau Jokowi menemui Elon Musk.
Menurut Huda, walaupun Jokowi dengan CEO Tesla Inc. tersebut, hal itu tidak memberikan kepastian soal bakal membanjirnya suntikan dana dari investor asing ke ekonomi digital dan startup di Tanah Air.
“Walaupun sudah ketemu Elon Musk pun, tetapi tetap sulit untuk ekonomi digital disuntikkan dana secara masif," ujar Huda, Jumat, 13 Mei 2022.
Pasalnya, menurut dia, investor asing masih sangsi dengan masalah lingkungan di Indonesia. "(Penyebabnya) Tesla pun enggan berinvestasi di Indonesia karena masalah lingkungan. Jadi tidak ada jaminan Jokowi ke AS akan membawa masuk investasi, khususnya di bidang ekonomi digital dan startup,” tutur Huda.
Investor asing disangksikan lirik startup
Huda menjelaskan, pernyataan Kepala Negara yang menekankan potensi kekuatan Indonesia dalam ekonomi digital dan startup belum cukup memberi angin segar bagi iklim investasi perusahaan rintisan di Indonesia.
Ia melihat investor asing akan tetap melirik startup dengan sektor berbasis layanan Internet of Things (IoT) karena dinilai lebih menguntungkan di era digitalisasi saat ini. “Jika ada (investasi) yang masuk, paling tidak jauh-jauh dari startup IoT," kata Huda.
Namun tak tertutup kemungkinan investor melirik investasi ke startup sektor kesehatan. "Tetapi ketika pandemi berangsur membaik, arus (investasi) pun akan melambat," ucapnya.
Pernyataan Huda merespons pidato Jokowi di depan sejumlah pemimpin negara Asean saat bertemu dengan para pengusaha Amerika Serikat (AS) di Intercontinental the Willard Hotel, Washington DC, Kamis lalu, 12 Mei 2022.