HBA merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6.322 kkal per kilogram GAR, total kelembapan 8 persen, total sulfur 0,8 persen, dan abu 15 persen.
Terdapat dua faktor turunan yang mempengaruhi pergerakan HBA, yaitu pasokan dan permintaan. Pada faktor turunan pasokan dipengaruhi oleh cuaca, teknis tambang, kebijakan negara pemasok hingga teknis di rantai pasok, seperti kereta, tongkang, maupun terminal pemuatan.
Sementara untuk faktor turunan permintaan dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti gas alam cair nuklir, dan hidro.
Di samping itu, pemerintah juga menetapkan harga batu bara acuan domestik khusus kelistrikan sebesar 70 dolar AS per ton dan 90 dolar AS per ton diperuntukkan bagi harga batu bara acuan untuk kebutuhan bahan bakar industri semen dan pupuk.
"Harga batu bara acuan Mei akan digunakan secara langsung dalam jual beli komoditas batu bara selama satu bulan pada titik serah penjualan secara free on board di atas kapal pengangkut," ujar Agung.
Baca Juga: Faisal Basri: Kita Sayang Pak Jokowi Cukup Sampai 2024