TerraUSD (USDT) mematahkan patokan 1:1 terhadap dolar minggu ini, karena mekanismenya untuk tetap stabil, menggunakan token digital lain, gagal di bawah tekanan jual. Terakhir diperdagangkan mendekati 10 sen.
Tether, stablecoin terbesar dan yang menurut pengembang didukung oleh aset dolar, juga berada di bawah tekanan dan turun menjadi 95 sen pada Kamis kemarin, menurut data CoinMarketCap, tetapi kembali ke satu dolar pada Jumat hari ini.
Penjualan secara kasar telah mengurangi separuh nilai pasar global uang kripto sejak November, tetapi penarikan telah berubah menjadi kepanikan dalam beberapa sesi terakhir dengan tekanan pada stablecoin.
Ini adalah token yang dipatok dengan nilai aset tradisional, seringkali dolar AS, dan merupakan media utama untuk memindahkan uang antara uang kripto atau untuk mengubah saldo menjadi uang tunai.
"Lebih dari setengah dari semua bitcoin dan ether yang diperdagangkan di bursa adalah versus stablecoin, dengan USDT atau Tether mengambil bagian terbesar," kata analis di Morgan Stanley dalam sebuah catatan penelitian.
"Untuk jenis stablecoin ini, pasar perlu percaya bahwa penerbit memiliki aset likuid yang cukup yang dapat mereka jual pada saat tekanan pasar."
Perusahaan yang mengoperasikan Tether mengatakan memiliki aset yang diperlukan dalam obligasi pemerintah, uang tunai, obligasi korporasi dan produk pasar uang lainnya.
Tetapi Tether kemungkinan akan menghadapi ujian lebih lanjut jika para pedagang terus menjual, dan para analis khawatir bahwa tekanan dapat meluas ke pasar uang jika tekanan memaksa semakin banyak likuidasi.
Ether, mata uang kripto terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar, stabil di dekat 2.000 dolar AS pada Jumat setelah turun serendah 1.700 dolar AS pada Kamis kemarin. Bitcoin dan Ether sekitar 60 persen di bawah rekor puncak yang dicapai pada November.
Saham-saham terkait kripto juga mengalami penurunan, dengan saham di broker Coinbase stabil semalam tetapi masih turun setengahnya dalam waktu kurang dari seminggu.
Di Asia, Huobi Technology dan BC Technology Group yang tercatat di Hong Kong, yang mengoperasikan platform perdagangan dan layanan kripto lainnya, mengalami penurunan mingguan lebih dari 17 persen.
Di tengah gejolak, Nomura pada Jumat hari ini, mengatakan telah mulai menawarkan derivatif bitcoin kepada nasabah, langkah terbaru oleh lembaga keuangan tradisional ke dalam kelas aset.
Baca: Investor Bitcoin Was-was Usai Terra Luna Rontok Lebih dari 90 Persen
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu