Merosotnya harga sejumlah aset digital itu mencerminkan penurunan ekuitas di tengah kekhawatiran kenaikan suku bunga agresif di seluruh dunia untuk mencegah inflasi yang tinggi selama beberapa dekade. Nasdaq, misalnya, yang sarat teknologi turun 28 persen dari rekor tertinggi November 2021.
Menurut CoinMarketCap, total nilai pasar kripto mencapai US$ 2,2 triliun atau Rp 52,5 triliun pada 2 April 2022 atau turun dari puncaknya sepanjang masa sebesar US$ 2,9 triliun atau Rp 119,2 triliun pada awal November.
“Bitcoin tetap sangat berkorelasi dengan kondisi ekonomi yang lebih luas, yang menunjukkan jalan di depan sayangnya mungkin terjal, setidaknya untuk saat ini,” kata penyedia data blockchain Glassnode.
Belakangan terlihat tanda-tanda kelemahan dalam stablecoin, atau mata uang kripto yang lebih aman dan stabil. Hal ini pula yang semakin mengkhawatirkan para investor. TerraUSD, misalnya, stablecoin terbesar keempat di dunia ini kehilangan sepertiga nilainya pada Selasa karena kehilangan pasaknya terhadap dolar.
REUTERS | EKA YUDHA SAPUTRA
Baca: Direktur BCA Tambah Porsi Kepemilikan Saham BBCA Senilai Rp 228 Juta
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.