TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economics (Indef), Rusli Abdullah, mengatakan pemerintah perlu menelusuri penyebab mewabahnya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak sebelum Idul Adha. Wabah tersebut telah merebak di Jawa Timur.
“Ada kenaikan permintaan pasokan sapi maupun daging sapi untuk Idul Adha. Pemerintah harus menelusuri penyebab kasus ini segera karena sebenarnya Indonesia sudah bersih dari PMK sejak tahun 1990-an,” ujar Rusli saat dihubungi Tempo, Senin, 9 Mei 2022.
Rusli menyatakan permintaan terhadap pasokan sapi akan meningkat sebelum Idul Adha. Dia khawatir jika tidak dikontrol, wabah ini akan meluas dan menjadi kasus nasional.
Adapun Rusli menyarankan agar pemerintah membatasi lalu-lintas penjualan sapi selama seminggu ke depan. Menurut dia, jika wabah ini merebak menjadi isu nasional, ada kemungkinan terjadi distorsi pasokan sapi.
“Jika sapi langka karena dimatikan, misalnya sebelum waktunya atau divaksin, sehingga belum siap konsumsi, itu akan mendorong kenaikan harga daging sapi maupun harga sapi untuk keperluan Idul Adha,” kata Rusli.
Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, Rusli memandang impor sapi bisa menjadi salah satu solusi. Impor dari negara mana pun, tutur dia, tidak masalah asalkan berasal dari negara yang sudah bersertifikat bebas dari PMK.
“Misalnya Brazil, Australia, Amerika yang memang sudah bebas dari PMK. Kalau India belum sepenuhnya bebas,” ucapnya.