Selama masa mudik, sejumlah pihak memperkirakan peredaran uang secara nasional mencapai Rp 72 triliun dan secara otomatis membuat konsumsi masyarakat Indonesia meningkat. Hal itu yang mengindikasikan masyarakat begitu antusias membelanjakan uangnya.
Ibrahim menyebutkan hal tersebut menjadi salah satu alasan pelaku pasar luar negeri menilai Indonesia cukup bagus untuk menempatkan uangnya dan menguatkan rupiah walaupun indeks dolar AS sempat menguat tajam.
Meski begitu, pada momentum kenaikan suku bunga AS oleh The Fed mendatang, Ibrahim memperkirakan rupiah dapat melemah terbatas. Hal ini karena kenaikan suku bunga akan menguatkan indeks dolar AS dan membuat banyak investor mengalihkan dananya ke dolar sebagai safe haven.
“Saat ini para spekulan terus mendorong masuk arus modal asing ke Indonesia yang menguatkan rupiah, bisa sampai minggu kedua Mei, saat pembukaan pasar setelah libur lebaran. Tapi nanti mendekati tanggal 15-16 Mei rupiah kemungkinan akan mengalami pelemahan ke 14.550-an,” ucapnya.
BISNIS
Baca: Arus Balik Lebaran 2022, Ribuan Kendaraan Padati Pelabuhan Bakauheni Malam Ini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.