Sebagai contoh, penjualan produk perbaikan rumah turun dari Rp 890,26 miliar menjadi Rp 867,75 miliar, sementara produk gaya hidup turun dari Rp 696,38 miliar menjadi Rp 658,42 miliar. Namun penjualan produk mainan naik dari sebelumnya Rp 60,87 miliar menjadi Rp 65,05 miliar.
Adapun turunnya penjualan Ace Hardware itu ikut mengurangi beban pokok penjualan perseroan. Sepanjang 3 bulan pertama tahun ini, beban pokok penjualan ACES mencapai Rp 841,23 miliar atau turun 2,37 persen ketimbang kuartal pertama tahun lalu yang sebesar Rp 861,65 miliar.
Walhasil, laba bruto perseroan turun 4,23 persen dari Rp 830 miliar menjadi Rp 785,27 miliar pada kuartal satu tahun ini. Laba usaha Ace Hardware juga turun 4,52 yoy persen dari Rp 213,56 miliar menjadi Rp 203,90 miliar.
Penurunan laba usaha Ace Hardware itu turut berimbas pada laba komprehensif periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk yang turun menjadi Rp 153,49 miliar. Padahal per kuartal pertama tahun 2021 laba usaha perseroan mencapai Rp 161,64 miliar.
Analis OCBC Sekuritas Isfhan Helmy menilai Ace Hardware berpotensi kecipratan berkah perayaan Lebaran seiring kenaikan permintaan peralatan rumah tangga. Ia mencontohkan, kinerja ACES membaik berkat adanya boom sales periode Februari-Maret 2022.
Ia menilai tidak tertutup kemungkinan akan meraih penjualan yang semakin tinggi seiring momentum Idul Fitri. “Kami tetap optimistis bahwa penjualan perseroan akan pulih dengan pesat pada April-Mei 2022 menjelang perayaan Idul Fitri, yang pada gilirannya akan menghasilkan same-store sales growth (SSSG) positif di kuartal II/2022,” kata Isfhan dalam risetnya, dikutip Senin, 2 Mei 2022.