Bank Dunia mencatat pasar digital berkembang lebih cepat di kawasan yang memiliki layanan internet yang luas, seperti Jakarta , Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, dan Denpasar. Selain dari kawasan tersebut, masyarakatnya cenderung menjadi konsumen e-commerce.
Pada tahun ini, kata Program Manager MicroMentor Mercy Corps Indonesia Tsania Putri Rahmadani, MicroMentor fokus menyasar lokasi luar Jawa: Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, NTB dan Sumatera Utara. Karena sebelumnya, peserta pelatihan didominasi dari Jawa Barat, terbesar dari Tasikmalaya 4.000 wirausaha. Partisipasi paling rendah di Maluku, yakni 22 wirausaha dan Sulawesi Barat, 29 wirausaha.
Mayoritas peserta adalah pemilik usaha kecil yang akrab dengan internet. “Tetapi mereka belum mengoptimalkan potensi digital karena internet untuk media sosial,” kata Program Manager Mercy Corps Atya Sari Marsyeila.
Peserta dilatih memanfaatkan pemasaran daring, pencegahan penipuan online hingga mendapat pinjaman dan dipandu berdagang di toko online. Kata Atya, sebagian persen peserta mendapatkan legalitas usaha dan menjalani mentoring bisnis. Dia menuturkan setelah merampungkan sesi pelatihan, rata-rata pendapatan para peserta mentoring naik minimal 15 persen.
Pada tanggal 27 September 2021, MicroMentor Indonesia memberikan pelatihan peningkatan kapasitas pendamping wirausaha di Kabupaten Cianjur. Kegiatan ini merupakan kolaborasi MicroMentor Indonesia bersama dengan Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM, serta Dinas Koperasi, Perdagangan dan Industri Kabupaten Cianjur.
Seperti cerita Irene Triasning Putri, 44 tahun, pemilik usaha Cana Catering di desa Sawo Jajar, Kecamatan Gedung Kandang kota Malang. Sejak 2017, ia menjual makanan beku, snack seperti, kue risol mayo dan tahu walik. Penjualannya mengandalkan pesanan dari tetangga. Empat tahun berselang, dia mengikuti pelatihan Mercy Corps.
Selain mengelola pinjaman, pembukuan, perizinan, Irene belajar cara mengambil foto produk. Ia praktikkan saat memulai usaha baru setelah yang lama tak laku. “Sepi jualan kue, saya diajari mengganti bisnis. Saya pilih bisnis makanan bebas gluten karena lagi tren yang sehat-sehat.”
Setelah mengikuti pameran dan berjualan di sosial media, Instagram, produk Irene ramai peminat. Ia pun mengajak dua temannya sebagai reseller makanan bebas gluten berbahan singkong. Pendapatannya naik 30 persen. Dari mentoring tersebut, Irene mempunyai jejaring bisnis. Ia menjadi pemasok sekaligus pembeli produk sesama pelaku UKM kota Malang.
Pelatihan inklusi keuangan ini juga meliputi pemanfaatan instrumen ekonomi digital berikut mitigasi keamanan siber, hingga pelatihan bisnis dan pemulihan ekonomi dari dampak pandemi. Program Manager Mercy Corps Atya Sari Marsyeila mengatakan kejahatan siber menjadi fokus pembinaan karena serangan peretasan naik 4 kali lipat selama pandemi. Untuk meningkatkan keamanan siber pelaku usaha, Atya bekerja sama dengan Global Cyber Alliance (GCA) menyediakan pelatihan dan peralatan gratis (toolkit).
Pedagang gitar rumahan memotret barang dagangannya untuk dijual secara daring di Ciledug, Tangerang, Banten, Senin, 20 Juli 2020. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi terus mendorong 10 juta Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) terhubung dengan platform digital atau "go online" hingga akhir tahun ini. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Melalui pelatihan tersebut, Mercy Corps mencatat 1.158 lapangan kerja baru terbuka. Tercatat 91 persen wirausaha mampu bertahan di tahun pertama dan 89 persen peserta mengalami peningkatan di bidang finansial hingga manajemen. Sedikitnya 19 ribu peserta memiliki nomor induk berusaha atau legalitas usaha.
Literasi digital pelaku usaha kecil menengah perlu dilakukan berbarengan dengan literasi keuangan. Dengan peningkatan literasi keuangan dan digital, Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Tirta Segara mengatakan, pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) lebih mudah mengakses pembiayaan.
E-commerce, Harapan Pemerataan