TEMPO.CO, Jakarta – PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berkomitmen terhadap pemanfaatan Fly Ash and Bottom Ash (FABA) dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya, Cilegon untuk kegiatan produksi bahan baku semen, batu bata, beton, dan kegiatan hilirisasi lainnya.
“PLN mencatat konsumsi batubara PLTU Suralaya mencapai 40 ribu ton per hari. Dari total konsumsi tersebut, jumlah FABA yang dihasilkan mencapai 600 ribu ton,” kata General Manager PT Indonesia Power Suralaya Power Generation Unit Rahmad Handoko kepada wartawan di pabrik pemanfaatan FABA PLTU Suralaya, Rabu, 20 April 2022.
Rahmad mengungkapkan bahwa pihaknya berharap setelah delisting, pemanfaatan FABA bisa dilakukan secara massal, sehingga tidak menjadi beban biaya. “Harapan dua tahun ke depan sudah ada nilai ekonomi,” katanya.
Rahmad memastikan pengolahan FABA tetap dilakukan dengan memperhatikan aspek lingkungan.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Operasi 1 PT Indonesia Power M. Hanafi Nur Rifa'I mengatakan FABA diolah untuk bahan konstruksi Proyek PLTU Jawa 9-10 yang tengah berlangsung.
“Kami sudah kerjasama dengan PLTU 9-10 untuk Bottom Ash dari PLTU Suralaya,” ucapnya.
Hanafi mengatakan Bottom Ash digunakan sebagai bahan campuran dasar konstruksi untuk proyek tersebut dengan total kebutuhan mencapai 100 juta ton. Menurutnya, FABA yang dihasilkan dari PLTU Suralaya digunakan sebagai campuran bahan baku bangunan.
“Dari 600 ribu ton FABA yang dihasilkan PLTU Suralaya, 100 ribu ton diperuntukkan untuk dasar konstruksi proyek Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 9-10 di Cilegon,” katanya.