TEMPO.CO, Jakarta -Listrik dengan sistem prabayar atau token listrik di Indonesia, diketahui telah hadir mulai tahun 2008. PLN kala itu melakukan pilot project kepada 1.000 pelanggan rumah tangga di Kota Bandung.
Kini, layanan itu dikenalkan sebagai listrik pintar mulai menggantikan tipe lama, pascabayar. Lalu apa kelebihan dan kekurangan keduanya?
PLN sendiri mencatat terdapat kenaikan jumlah pelanggan di tahun 2021 lalu. Walau menghadapi pandemi Covid-19, terjadi peningkatan 4,4 persen secara keseluruhan pelanggan PLN.
Totalnya pelanggan mencapai 82,5 juta rumah dan lainnya hingga Desember 2021.
Terobosan dalam penggunaan listrik prabayar alias token listrik sendiri memiliki keuntungan yang dapat diterima pelanggan. Dilansir dari laman resmi pln.co.id, ada beberapa keuntungan yang hadir melalui listrik pintar.
Pertama, pelanggan akan lebih mudah mengendalikan pemakaian listriknya sendiri. Melalui meter elektronik prabayar, pelanggan dapat memantau pemakaian listrik, karena tertera sisa pemakaian kWh terakhir.
Hal ini memungkinkan, bila pelanggan merasa boros, dapat mengerem pemakaian listriknya.
Kedua, tentu tidak ada terkena denda keterlambatan membayar tagihan listrik. Selanjutnya, PLN mengklaim listrik prabayar akan lebih terjaga privasi pelanggan. Karena tidak akan terganggu dengan petugas pencatatan meter dikarenakan meter prabayar secara otomatis akan mencatat pemakaian listrik.
Pada Meter Prabayar (MPB) juga menyajikan sejumlah informasi penting yang bisa dilihat. Antara lain:
- Informasi jumlah energi listrik (kWh) yang dimasukkan.
- Jumlah energi listrik (kWh) yang sudah terpakai selama ini.
- Jumlah energi listrik yang sedang terpakai saat ini.
- Dan, jumlah energi yang masih tersisa.
Namun listrik prabayar tak terlepas juga dari kekurangan. Dimana banyak keluhan alat meteran mudah rusak karena sering disentuh saat mengisi token. Serta harus sering mengontrol sisa pulsa untuk berjaga-jaga listrik tak padam.
Begitu pula dengan listrik pascabayar yang telah dikenal lama. Keuntungannya, pelanggan akan dibebaskan memakai terlebih dahulu negeri listrik yang dibutuhkan. Baru kemudian pembayaran akan disesuaikan dengan energi listrik yang digunakan tersebut pada setiap akhir bulannya.
Aliran padam karena kehabisan token listrik pun pun tak akan pernah terjadi, kecuali karena gangguan.
RAHMAT AMIN SIREGAR
Baca juga:
Berisik, Ini Cara Mematikan Alarm Meteran Listrik