TEMPO.CO, Jakarta - Mata uang rupiah terpantau menguat 18 poin di level Rp 14.344 per dolar Amerika Serikat pada perdagangan sore ini, 14 April 2022. Sebelumnya rupiah berada di level Rp 14.362 per dolar pada penutupan perdagangan kemarin.
“Untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat terbatas di rentang Rp 14.330 – Rp 14.360,” ujar Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam keterangan tertulis pada Kamis.
Dilihat dari grafik kurs milik Bank Indonesia memperlihatkan nilai tukar rupiah hari ini terhadap dolar di level Rp 14.430,8. Kemarin, nilai tukar rupiah pada selasa lalu di level Rp 14.441,85 dan kemarin turun lagi di Rp 14.435.82 per dolar AS.
Dari dalam negeri, Ibrahim memperhatikan pemerintah yakin pertumbuhan ekonomi di triwulan pertama tahun ini 4,8 – 5,2 persen yang diperkuat dari kinerja sektor industri pengolahan. Tercermin juga dari Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI-BI) sebesar 51,77 persen, lebih tinggi dari 50,17 persen pada triwulan keempat 2021, dan berada dalam fase ekspansi (indeks lebih dari 50).
Peningkatan itu, kata Ibrahim, terjadi pada seluruh komponen pembentuk PMI-BI, dengan indeks tertinggi pada komponen volume total pesanan, volume produksi, dan volume persediaan barang jadi.
Baca Juga:
“Berdasarkan subsektor, peningkatan terjadi pada mayoritas subsektor, dengan indeks tertinggi pada subsektor Kertas dan Barang Cetakan (56,36 persen); sub sektor Makanan, Minuman dan Tembakau (53,47 persen); serta subsektor Tekstil, Barang Kulit dan Alas Kaki (53,29 persen),” katanya.
Perkembangan PMI-BI tersebut sejalan dengan perkembangan kegiatan sektor Industri Pengolahan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang positif dan meningkat dengan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 0,84 persen. Selain itu, kata Ibrahim, data hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan bahwa kegiatan dunia usaha pada triwulan keempat 2021 tumbuh positif.
Survei itu menyebut triwulan pertama tahun ini responden memperkirakan kegiatan usaha akan naik dengan SBT sebesar 9,39 persen.
“Peningkatan tersebut bersumber dari beberapa sektor utama yang mencatat kinerja positif, terutama sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan, sejalan dengan periode panen raya tanaman bahan makanan, serta sektor industri pengolahan seiring dengan prakiraan meningkatnya permintaan,” ungkapnya.
Di sisi internasional, kata Ibrahim, dolar melemah terhadap mata uang lain karena imbal hasil Amerika Serikat menghentikan kenaikannya. “Benchmark imbal hasil Treasury 10 tahun turun pada hari Rabu, menyusul kenaikan stabil di awal bulan karena investor bertaruh bahwa Federal Reserve AS akan secara agresif memperketat kebijakan moneter untuk menekan tingginya inflasi,” katanya.
FAIZ ZAKI
Baca: Bagaimana Nasib Pegawai Jika Bank Mandiri Rombak 250 Kantor Cabang Jadi Digital?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.