TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu korban investasi robot trading DNA Pro, Evy Herlina Simpan, mengaku mengalami kerugian material dan immaterial. Oleh karena itu, ia menyebutkan nilai kerugian sebenarnya yang timbul dari kasus ini sangat besar.
“Angka itu relatif masing-masing orang, saya betul ada kerugian materi. Tapi kerugian secara spiritual dan mental itu yang tidak ternilai,” ujar Evy saat ditemui pada Selasa, 12 April 2022.
Evy merasakan dampak ini berasal dari keputusan pribadi untuk berinvestasi di robot trading DNA Pro. Evy merasa sangat dirugikan karena uang untuk investasinya justru menjadi hilang dan tidak bisa kembali.
“Walaupun memang akhirnya mengganggu stabilitas ekonomi rumah tangga. Jujur, nanti Juni ini harapannya kita bisa buat operasional dari cuan yang 20 persen, harapannya. Sebenarnya Juni nanti mau saya tarik semua. Menyakitkan lah, ya,” katanya.
Ia lalu menceritakan bahwa ada korban lain yang sampai harus menjual aset harta bendanya karena persoalan ini. Selain itu, Evy juga pernah mendapat cerita dari korban lain yang rumah tangganya berantakan akibat ekonomi rumah tangga yang menjadi kacau.
“Masyarakat awam bener dirugikan sampai harus utang, gadai, pernikahan yang babak belur gara-gara ini. Mudah-mudahan jangan sampai ada yang bunuh diri karena menanggung kerugian,” tutur Evy.
Ia berharap persoalan yang merugikan masyarakat ini segera ditindak oleh aparat. Jumlah kerugian material yang dialami korban pun harus bisa dikembalikan secara maksimal.
Sejauh ini, kerugian yang dialami Evy mencapai Rp 37 jutaan. Kerugian ini dari dua akun yang dimiliki, pada akun pertama rugi sebesar Rp 9 juta dan kerugian dari akun kedua sekitar Rp 28 juta.
Korban lain dari DNA Pro Imelda Handiyanto juga turut mempersoalkan pihak DNA Pro yang diduga tidak bertanggung jawab atas kehilangan uang para member mereka.
Imelda bercerita bahwa keputusan untuk terjun menjadi member robot trading ini sudah diketahui keluarga. “Suami tahu, karena kesepakatan bersama. Saat kejadian ini tidak ada yang bisa nyalahain. Tapi banyak rumah tangga yang gak sepakat, jadi jalannya diem-diem tanpa sepengetahuan istri,” ucapnya.
Ia juga mendengar bahwa salah satu korban lain ada yang sampai menjual aset properti dan mengorbankan finansial keluarga akibat kasus ini. Akibatnya hubungan rumah tangga retak akibat masalah ini karena tidak saling terbuka untuk menghindari konflik.