TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperingatkan risiko penambahan angka kasus Covid-19 yang kembali melejit di beberapa kota di Cina. Kondisi tersebut menyebabkan pemerintah setempat kembali mengambil keputusan untuk melakukan lockdown yang berpengaruh terhadap melemahnya kegiatan ekonomi.
“Kita semua sedang memperhatikan RRT (Cina) yang selama ini efektif menangani Covid-19 mengalami kenaikan kasus di daerah, di Shanghai, dan beberapa kota lain. Kita tidak boleh melepaskan kewaspadaan,” ujar Sri dalam konferensi pers virtual, Rabu, 13 April 2022.
Mantan bos Bank Dunia itu mengatakan di Indonesia, pemerintah terus menjaga agar pandemi Covid-19 rampung tertangani dengan berbagai dukungan dari sisi anggaran. Apalagi berbarengan dengan momentum Idul Fitri 1443 Hijriah, Indonesia sedang menuju proses transisi dari pandemi menuju endemi.
Dukungan itu misalnya, APBN akan tetap difokuskan untuk menopang pemulihan wabah dari sisi kesehatan maupun sektor ekonomi. Pada 2022, pemerintah masih mengalokasikan anggaran untuk penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Hingga 1 April 2022, Sri mengatakan penyerapan anggaran PEN untuk penanganan kesehatan baru mencapai Rp 1,55 triliun dari total Rp 122,54 triliun. Penyerapan akan dioptimalkan untuk pembayaran tagihan-tagihan perawatan Covid-19 tahun lalu yang masih diaudit dan diverifikasi.
Adapun anggaran perlindungan sosial per 1 April tercatat terserap Rp 22,74 triliun dari total pagu Rp 154,7 triliun. Anggaran ini digunakan untuk mendukung kelompok paling rentan, seperti penerima program keluarga harapan, kartu sembako, Kartu Prakerja, hingga penerima batuan langsung tunai (BLT) untuk pedagang kaki lima dan nelayan.
Sementara itu untuk dukungan pemulihan ekonomi, dana PEN yang terserap baru Rp 5,02 triliun dari total Rp 178,32 triliun. Dana tersebut utamanya dikucurkan untuk program pemulihan pariwisata, meningkatkan ketahanan pangan, membantu UMKM, dan insentif perpajakan.