TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan market share yang masih rendah serta pemenuhan sumber daya manusia (SDM) yang belum optimal menjadi tantangan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.
“Terdapat beberapa hal yang menjadi tantangan khususnya ketika kita berbicara pengembangan ekonomi dan keuangan syariah,” kata Kepala Bagian Edukasi Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan OJK Primandanu Febriyan Aziz dalam Webinar Indef di Jakarta, Selasa 12 April 2022.
Market share pengembangan ekonomi dan keuangan syariah rendah karena hingga Desember 2021 hanya memiliki porsi 10,16 persen sedangkan pemenuhan SDM belum optimal karena tingginya kebutuhan ahli keuangan syariah.
Selain market share dan SDM, Danu menuturkan tingkat literasi keuangan yang masih rendah juga menjadi tantangan dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.
Indeks literasi dan inklusi keuangan syariah masing-masing adalah 8,93 persen dan 9,1 persen sedangkan indeks literasi dan inklusi keuangan nasional masing-masing adalah 38,03 persen dan 76,19 persen.
“Masih terdapat ruang yang cukup besar bagi upaya peningkatan pemahaman masyarakat tentang produk dan jasa layanan keuangan syariah Indonesia,” ujar Danu.