TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menanggapi wacana pemerintah menaikkan harga Liquefied Petroleum Gas (LPG) bersubsidi. Menurutnya, pemerintah harus berani membuat strategi subsidi tertutup.
“Agar subsidi ini tidak makin melambung, apalagi dampak perang (Rusia dengan Ukraina), maka pemerintah harus berani menjadikan distribusi 3 kilogram bersifat tertutup, seperti dulu,” kata Tulus saat dihubungi, Minggu, 4 April 2022.
Jika strategi itu diterapkan, maka hanya orang-orang tidak mampu saja yang berhak mendapatkannya. Sehingga tujuan awal keberadaan gas melon tersebut bisa kembali tepat sasaran.
Soal harga keekonomian yang diterapkan jika gas LPG 3 kilogram naik, Tulus belum bisa memberikan tanggapannya. “Jika ini bisa dilakukan, maka pemerintah tidak perlu menaikkan harga LPG 3 kg tersebut,” ujar Ketua Harian YLKI tersebut.
Tulus mengamati kebijakan subsidi gas 3 kilogram banyak penyimpangannya. Pada kenyataannya, di lapangan banyak masyarakat yang dianggap mampu justru menggunakan gas melon.
Atas pemanfaatan tersebut, kata Tulus, dampaknya juga merembet kepada subsidi pemerintah yang membengkak. Mengenai potensi penyimpangan atau kelangkaan atas kebijakan tersebut, dia mengatakan semua skenario nanti pasti ada risikonya.