Silmy menyatakan Krakatau Steel telah membayar cicilan pokok sebesar Rp3,2 triliun sehingga total utang bank turun 7,6 persen dari sebelumnya Rp 30,87 triliun menjadi Rp 28,51 triliun. Selain itu, total aset Krakatau Steel meningkat 8,2 persen dari Rp 50,03 triliun menjadi Rp 54,15 triliun.
Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya menyampaikan pemerintah telah melakukan restrukturisasi terhadap Krakatau Steel. Pada 2020, perusahaan melakukan restrukturisasi utang senilai US$ 2,2 miliar atau sekitar Rp 31 triliun.
“Krakatau Steel harus melakukan tiga tahapan restrukturisasi. Tahapan saat ini sudah berhasil satu dan dua. Jadi performance yang rugi 8 tahun terakhir, sekarang untung Rp 800 miliar,” ujar Erick, 2021 lalu.
Meski demikian, Erick meminta manajemen tidak berpuas diri. Ia menyebut Krakatau Steel harus terus meningkatkan kualitas serta kapasitas produksinya.
Baca: BREAKING NEWS: Mulai 1 April, Harga Pertamax Naik Jadi Rp 12.500 per Liter
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.