TEMPO.CO, Samarinda - Kisah nahas dialami nasabah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI Cabang Samarinda, Muhammad Asan Ali. Pengusaha ikan tersebut mengaku dana di rekeningnya lenyap, dari semula Rp 3,5 miliar dan kini tersisa hanya Rp 490 ribu.
Ia lalu melaporkan kehilangan uang tabungannya itu ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalimantan Timur. Kepada awak media, Asan membeberkan kronologi kejadian tersebut.
Baca juga:
Bermula pada tahun 2004, Asan mendaftar untuk menjadi nasabah bank BNI. Berselang 11 tahun kemudian, pada tahun 2015, Asan membuka rekening kedua di bank pelat merah itu.
"Setiap menabungkan uangnya, di BNI Samarinda, klien kami selalu dibantu dan ditemani oleh petugas bank (customer service) bernama Besse Dalla Eka Putri," kata kuasa hukum Asan sekaligus Direktur LBH Samarinda Berani, Hilarius Onesimus Moan Jong, kepada awak media di Samarinda, Rabu, 30 Maret 2022.
Namun dari dua rekening bank itu, Asan hanya diberikan satu buku tabungan dan kartu ATM, yaitu rekening bank yang dibukanya pada tahun 2004. Sedangkan rekening bank lainnya, Asan hanya diberikan kartu ATM dan buku tabungan dipegang oleh Besse Dalla Eka Putri.
Pada 28 Oktober 2020, Asan mengecek saldo miliknya di ATM BNI di Jalan Cendrawasih, Kota Samarinda. Di sana ia baru menyadari uang tabungannya berkurang drastis.
Pada rekening bank yang kartu ATM dan buku tabungannya dipegang Asan, tercatat saldo tersisa Rp 490.000. Sedangkan di rekening lainnya yang buku tabungannya dipegang oleh Dalla, tidak ada saldo sama sekali atau kosong. “Saya sempat menangis, karena uang tersebut hasil kerja keras saya. Bukan uang haram,” kata Asan.