Bank sentral menilai sudah saatnya sebagai daerah penghasil, Sumsel juga memperkuat hilirisasi.
Ia mencontohkan hilirisasi untuk komoditas batu bara sehingga memiliki nilai tambah dan menciptakan industri turunan lainnya.
“Ini perlu sinergi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah, karena ketika masuk hilirisasi pastinya tidak hanya satu industri saja,” katanya.
Erwin menambahkan pemulihan ekonomi juga dapat tercapai melalui sumber-sumber pertumbuhan baru. Sasarannya adalah pada sektor ekonomi kreatif, pariwisata dan UMKM lantaran Sumsel memiliki potensi di bidang tersebut.
“Karena kita tidak bisa bersandar pada batu bara saja, harus ada penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi baru,” kata dia.
Seiring dengan bank sentral, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Pemprov Sumsel) pun telah merancang delapan strategi untuk pemulihan ekonomi.
Asisten II Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Setda Sumsel Ekowati Retnaningsih mengatakan pihaknya berharap pertumbuhan ekonomi yang inklusif dapat terwujud pada tahun ini.
“Hilirisasi SDA, UMKM naik kelas dan pengembangan sumber pertumbuhan baru masuk dalam strategi yang kami rancang,” katanya.
Di samping itu pemprov juga menitikberatkan pada peluang ekspor yang sudah terbuka lebar seiring pemulihan ekonomi global.
Namun demikian, besarnya peluang untuk meningkatkan ekspor ke negara tujuan, seperti Tiongkok dan pasar lainnya masih menghadapi kendala.
“Karena kita lihat bahwa ekspor ini masih ada yang melalui pelabuhan di luar Sumsel,” katanya.