TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, memprediksi uang yang beredar selama periode Lebaran bisa menembus Rp 250 triliun lantaran pemerintah tidak lagi memberlakukan larangan mudik. Angka ini jauh lebih besar dari tahun sebelumnya, yakni Rp 154,5 triliun.
“Dampak ekonomi dari mudik biasanya dilihat dari uang yang beredar. Karena sudah terjadi pelonggaran mobilisasi, uang beredar bisa di atas Rp 250 triliun,” katanya saat dihubungi pada Kamis, 24 Maret 2022.
Bhima melihat tren pergerakan masyarakat pada periode mudik akan mendorong pertumbuhan berbagai sektor. Kinerja sektor retail, misalnya, akan meningkat lebih dari 20 persen ketimbang masa normal.
Sejalan dengan itu, sektor-sektor lain yang berhubungan dengan pergerakan manusia dan kebutuhan sehari-hari, seperti transportasi, perhotelan, restoran, makanan dan minuman, telekomunikasi, dan pakaian jadi juga akan melonjak signifikan. Kondisi tersebut akan mendorong pertumbuhan ekonomi kembali melaju ke jalur positif pada kuartal II 2022.
Bhima memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II akan berkisar 4,5-5 persen secara year on year. Meski demikian, dia memprediksi pergerakan mudik akan banyak dilakukan oleh masyarakat kalangan menengah ke atas.
Sementara itu, masyarakat kalangan bawah diperkirakan masih menahan aktivitas pulang kampung maupun liburannya di tengah pelbagai hambatan ekonomi yang masih terjadi.