TEMPO Interaktif, Jakarta:Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral mengalokasikan belanja modal sektor energi sebesar Rp 4,5 triliun. Jumlah itu naik 66,7 persen dibandingkan tahun lalu.
Dari belanja modal itu, sebanyak Rp 1 triliun dialokasikan untuk program stimulus infrastruktur energi. Terdiri dari proyek induk pembangkitan dan transmisi senilai RP 900 miliar, desa mandiri Rp 75 miliar dan pemboran air tanah Rp 25 miliar,” kata Sekretaris Jenderal Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Waryono Karno, Rabu (28/1).
Waryono menjelaskan, pada 2008 penerimaan negara dari sektor energi sebesar Rp 346,3 triliun. Jumlah terdiri dari penerimaan minyak dan gas bumi Rp 303 triliun, pertambangan umum Rp 42,12 triliun dan penerimaan lain-lain sebesar Rp 1,15 triliun. "Belanja sektor energi tahun lalu Rp 5,8 triliun atau hanya 1,70 persen dari penerimaan energi," ujarnya. Sedangkan sebesar Rp 340,4 triliun atau 98,3 persen penerimaan energi dialokasikan untuk sektor lain.
Ekonom Bank Indonesia Muslimin Anwar mengatakan, sektor energi masih menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi pada 2009. “Minyak dan gas menyumbang 2,5 persen, pertambangan 2,5 persen dan listrik 6,5 persen,” katanya.
Menurut dia, sektor energi memberikan kontribusi terbesar kepada penerimaan negara. Tahun lalu pemasukan dari sektor energi sebesar Rp 346,4 triliun atau 34 persen dari total penerimaan negara sebesar Rp 962,5 triliun. “Namun, penurunan harga minyak dan komoditi dunia bakal mempengaruhi penerimaan negara dari sektor energi,” katanya. Muslimin memperkirakan, penerimaan sektor energi pada 2009 turun 21,76 persen menjadi Rp 271 triliun.
ALI NUR YASIN