Pasalnya, panic buying akan membuat produksi dan distribusi minyak goreng terus terasa kurang di pasaran. "Bagaimana pun juga, kapasitas produksi minyak goreng kan terbatas dan tidak sebanding dengan pembelian masyarakat, apalagi kalau panic buying yang akan mengambil banyak stok di pasar," tutur Lutfi.
Tak hanya mempersoalkan panic buying, Lutfi memaparkan beberapa kemungkinan pemicu kelangkaan minyak goreng di pasaran. Sejumlah penyebabnya adalah kebocoran minyak goreng untuk industri yang kemudian dijual dengan harga tidak sesuai patokan pemerintah dan adanya penyelundupan dari sejumlah oknum.
Ia menilai kelangkaan minyak goreng sangat ironis karena sebetulnya stok minyak goreng tersedia. Namun stok berlebih itu tak terlihat di pasaran karena adanya penimbunan yang dilakukan oknum.
"Hasil timbunan itu bahkan dijual ke luar negeri dengan harga yang berlaku di tingkat global, ini sudah melanggar hukum," kata Lutfi.
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi sendiri telah menggelar rapat koordinasi bersama sejumlah lembaga dan pelaku usaha. Dalam rapat itu disepakati di antaranya soal pencantuman label harga pada kemasan minyak goreng.
Rapat tersebut digelar untuk mencegah spekulasi kenaikan harga jual yang dapat merugikan masyarakat. Arief mengatakan, dengan langkah ini diharapkan masyarakat mendapatkan minyak goreng dengan harga yang sesuai dengan HET.
Situs Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional per Jumat lalu, mencatat harga rata-rata minyak goreng nasional untuk semua jenis melampaui harga eceran tertinggi yang dipatok pemerintah. Minyak goreng curah misalnya berada di Rp 17.050 dan minyak goreng kemasan bermerek berkisar Rp 19.550-20.600 per liter.
Sementara HET minyak goreng untuk curah dan kemasan masing-masing sebesar Rp 11.500 dan 13.500 per liter. Harga minyak goreng termahal ada di di Gunung Sitoli, Sumatera Utara sebesar Rp 25.250 per liter, sedangkan harga termurah ada di Kabupaten Kudus Rp 12.850 per liter.
MUTIA YUANTISYA | ANTARA
Baca: Jokowi Akan Kemah di IKN, 33 Gubernur Bawa Tanah dan Air untuk Kendi Nusantara
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.