TEMPO.CO, Jakarta - Harga emas dunia meroket akibat makin memanasnya konflik antara Ukraina dan Rusia. Harga emas tercatat menembus level US$ 1.900 dengan emas Comex naik 24,70 poin atau 1,31 persen ke US$ 1.912 per troy ounce.
Sedangkan harga emas spot naik 21,32 poin atau 1,13 persen ke US$ 1.910 per troy ounce. Adapun indeks dolar AS melonjak 0,75 persen ke level 97,33 yang pada umumnya bergerak berbanding terbalik dengan harga emas.
Melambungnya harga emas itu di antaranya dipicu oleh lonjakan harga minyak mentah akibat . Data Bloomberg pada Senin, 28 Februari 2022, menunjukkan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 4,68 poin atau 5,11 persen ke US$ 96,27 per barel.
Adapun harga minyak Brent masih bertahan di atas US$ 100 atau berada di level US$ 101,86 per bare. Harga komoditas itu naik 3,93 poin atau 4,01 persen.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan kenaikan harga minyak mentah dan emas sesuai dengan prediksi dan terjadi gap up, dari harga emas di US$ 1.882 dan minyak jenis WTI dari level US$ 90.
Selain itu, kata Ibrahim, indeks dolar AS juga melonjak dari 96,5 menjadi 97,5. “Ini karena perang kemungkinan bisa lama, dan tidak sesuai prediksi dari Putin karena prediksi 5 hari Kiev bisa dikuasai,” ujarnya, Senin, 28 Februari 2022.
Ia memprediksi harga emas dapat bergerak dengan support di US$ 1.880 dan resistance mencapai US$ 2.150. Sedangkan harga minyak WTI bisa bergerak dengan support di level US$ 85 dan resistance mencapai level US$ 115 per barel.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan militernya untuk menempatkan pasukan pertahanan nuklir Rusia dalam siaga tinggi. Hal tersebut sebagai sinyal terbaru bahwa dia siap untuk menggunakan tingkat paling ekstrem untuk mencapai kemenangan di Ukraina secepatnya.