TEMPO.CO, Jakarta -Nilai rupiah ditutup stagnan di level Rp 14.327 per dolar Amerika Serikat pada perdagangan sore ini, 21 Februari 2022. Sedangkan pada perdagangan besok kemungkinan rupiah dibuka fluktuatif, namun ditutup antara Rp 14.300 sampai Rp 14.350.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka memperhatikan dari sisi eksternal bahwa geopolitik antara Rusia dan Ukraina masih menjadi persoalan hangat. Kemudian Amerika Serikat juga selalu menduga Rusia akan menyerang Ukraina dalam beberapa hari, walaupun selalu dibantah oleh Rusia.
“Selain itu, pelaku pasar mata uang juga fokus pada kebijakan bank sentral, mencari petunjuk tentang kecepatan dan ukuran kenaikan suku bunga di pasar utama,” kata Ibrahim dalam keterangan tertulis pada Senin, 21 Februari 2022.
Adapun dari sisi internal dalam negeri, Ibrahim melihat Bank Indonesia (BI) melaporkan neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada 2021 mencatatkan surplus yang tinggi sebesar US$ 13,5 miliar atau sekitar Rp 193 triliun.
“Capaian surplus tersebut jauh meningkat dibandingkan capaian surplus pada tahun sebelumnya sebesar US$ 2,6 miliar, sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal Indonesia tetap terjaga,” ujarnya.
BI mencatat transaksi berjalan atau current account pada 2021 membukukan surplus sebesar US$ 3,3 miliar atau 0,3 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Surplus tersebut meningkat setelah mencatatkan defisit pada 2020 sebesar US$4,4 miliar atau mencapai 0,4 persen dari PDB.
Surplus transaksi terpantau berjalan, terutama ditopang dari pesatnya kinerja ekspor sejalan dengan meningkatnya permintaan dari negara mitra dagang. Kemudian tingginya harga komoditas global di tengah impor yang meningkat seiring perbaikan perekonomian domestik.
“Di samping itu, transaksi modal dan finansial pada 2021 juga membukukan surplus sebesar US$ 11,7 miliar, lebih tinggi dari capaian pada tahun sebelumnya sebesar US$ 7,9 miliar, terutama ditopang oleh investasi langsung dan investasi portofolio,” kata Ibrahim.
Kuartal keempat 2021 NPI mencatat defisit yang rendah sebesar US$ 0,8 miliar, ditopang oleh surplus transaksi berjalan yang berlanjut, sementara transaksi modal dan finansial mencatatkan defisit. BI juga mencatat posisi cadangan devisa pada akhir Desember 2021 meningkat menjadi US$ 144,9 miliar.
Menurut Ibrahim, jumlah itu setara dengan pembiayaan 7,8 impor dan utang luar negeri pemerintah serta berada di atas kecukupan internasional.
FAIZ ZAKI
Baca juga: Luhut: Mulai Ada Beberapa Kota yang Masuk PPKM Level 4
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.