Pemerintah berharap proyek DME ini dapat membuka lapangan pekerjaan untuk 13 ribu orang pada tahap konstruksi. Adapun di sektor hilir yang akan dikelola Pertamina diharapkan mampu menciptakan 12 ribu lapangan pekerjaan baru.
Proyek hilirisasi batu bara menjadi DME tersebut merupakan hasil kerja sama antara Amerika Serikat dengan Indonesia melalui perusahaan Air Products & Chemicals Inc, PT Bukit Asam, dan Pertamina.
Pemerintah menargetkan perusahaan tersebut bisa merealisasikan nilai rencana investasi US$ 15 miliar untuk industri gasifikasi batu bara beserta turunannya di Indonesia.
Saat melakukan groundbreaking proyek hilirisasi batu bara menjadi DME di Muara Enim tersebut pada Januari lalu, Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya hilirisasi, industrialisasi, dan pengurangan impor.
Menurut Jokowi, hilirisasi batu bara menjadi DME bisa menekan impor elpiji yang mencapai kisaran Rp 80 triliun.
“Impor kita elpiji itu gede banget, mungkin Rp 80-an triliun dari kebutuhan Rp 100-an triliun. Impornya Rp 80-an triliun. Itu pun juga harus disubsidi untuk sampai ke masyarakat karena harganya juga sudah sangat tinggi sekali. Subsidinya antara Rp 60 sampai Rp 70 triliun,” kata dia.
Jokowi mengungkapkan, jika hilirisasi batu bara menjadi DME mulai berproduksi, maka akan mengurangi subsidi dari APBN sekira Rp 7 triliun.
Baca Juga: Jokowi: Kita Punya Raw Material Batu Bara, yang Buka Lapangan Kerja Negara Lain
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.