TEMPO.CO, Kupang - Semenjak diblokir warga Desa Baumata Timur, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), 10 Februari 2022, lalu hingga saat ini proyek pembangunan Bendungan Manikin masih terhenti.
"Sudah sekitar dua minggu proyek terhenti, hingga hari ini belum beroperasi," kata Humas PT Waika (kontraktor pelaksana pembangunan Bendungan Manikin), In'am, kepada Tempo, Senin, 21 Februari 2022.
Padahal, katanya, pengerjaan proyek yang menghabiskan anggaran sebesar Rp 426 miliar itu baru 38 persen.
Waika, kata In'am, menunggu instruksi dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara II untuk melanjutkan proyek tersebut. "Sekarang masih diblokir warga. Jadi kami tunggu arahan dari BWS saja," katanya.
Satuan Kerja (Satker) BWS NT2, Frengki Welkis membenarkan adanya pemblokiran menyebabkan pekerjaan pembangunan bendungan terhenti. Satker BWS melakukan pendekatan ke warga agar proyek ini bisa tetap berjalan.
"Kami sudah dekati tokoh masyarakat agar proyek ini bisa tetap berlanjut," katanya.
Soal pembebasan lahan yang dipersoalkan warga, kata dia, luas lahan yang dibebaskan untuk pembangunan bendungan Manikin yakni 292,89 hektare (Ha).
Dari luas itu, menurut dia, baru 6 desa yang dilakukan pengerjaan. Sedangkan dua desa masih resistensi, karena masuk dalam kawasan hutan lindung.
"Masyarakat setempat masih bertahan bahwa lahan mereka tidak masuk kawasan hutan. Saat ini masih berproses," ujarnya.
Sebelumnya, warga Desa Baumata Timur memblokir pembangunan Bendungan Manikin, karena pemerintah belum menyelesaikan masalah lahan warga yang hingga kini belum diberi ganti rugi.
JHON SEO
Baca Juga: PUPR Sebut Peresmian Operasional Jalan Tol Manado Bitung Awal Februari 2022
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
